Museum Ini Berisi Jenis Makanan Paling Menjijikkan di Dunia
https://www.naviri.org/2018/12/museum-ini-berisi-jenis-makanan-paling-menjijikkan.html
Naviri Magazine - Museum adalah tempat yang menyimpan dan memamerkan benda-benda penting, semisal karya seni, artefak-artefak bersejarah, lukisan, dan lain-lain. Namun, kadang-kadang ada museum yang khusus dibangun untuk hal-hal aneh. The Disgusting Food Museum adalah salah satunya.
Hanya dibuka selama tiga bulan, tepatnya mulai 9 Desember 2018 hingga 17 Februari 2019, museum yang satu ini akan menyuguhkan pemandangan yang tak biasa.
The Disgusting Food Museum menghadirkan berbagai jenis makanan yang dianggap paling provokatif di dunia. Dalam museum tersebut, para pengunjung diperbolehkan untuk melihat, mencium, dan mencicipi makanan-makanan yang dipamerkan.
Makanan-makanan provokatif yang dimaksud dalam museum adalah jenis makanan yang dianggap menjijikkan, tapi menjadi makanan favorit di negara tertentu.
Ada 80 makanan yang dipamerkan oleh The Disgusting Food Museum. Antara lain durian dari Thailand, jus kodok dari Peru, Casu Marzu (keju busuk penuh belatung) dari Italia, Mouse wine (arak beras yang berisi bayi tikus) dari China, dan Surströmming (fermentasi ikan hering) dari Swedia.
The Disgusting Food Museum akan diadakan di A + D Architecture and Design Museum di Downtown Los Angeles Arts District, Amerika Serikat. The Disgusting Food Museum di Amerika Serikat bukan museum makanan menjijikkan pertama di dunia.
Pasalnya, sebelum 'mencoba peruntungan' di Amerika, Dr. Samuel West yang menjadi kurator museum ini telah lebih dulu membuka pamerannya di Swedia.
Pria yang populer sebagai Dr. Failure, yang sukses dengan Museum of Failure itu, ingin agar The Disgusting Food Museum dapat membantu orang-orang untuk belajar dan berpikir kritis.
Menurut West, manusia sering kali mengidentifikasi budaya melalui makanan yang dimakan. Padahal mencoba makanan baru menjadi salah satu bagian dari traveling, yang menunjukkan bahwa seorang traveler siap untuk mencoba hal-hal baru.
"Museum ini bertujuan untuk mengubah pandangan kita tentang apa yang dianggap menjijikkan dan tidak. Serta mengekspos pikiran kita pada hal-hal yang dianggap normal dalam budaya lain," kata Dr. Samuel West mengatakan, seperti dikutip dari Cision PR Newswire.
Baca juga: Museum of Failure, Tempat Berkumpulnya Produk Gagal