Misteri Terowongan dan Bunker Rahasia di Bawah Jakarta (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2018/12/misteri-terowongan-part-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Terowongan dan Bunker Rahasia di Bawah Jakarta - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Di lantai dua atau di lantai atas Stasiun juga terdapat kamar-kamar, ruangan-ruangan dan bar, untuk para tuan-tuan Belanda yang akan menginap saat mereka menunggu jadwal transportasi untuk masuk ke pusat kota Batavia atau sebaliknya, yaitu menunggu jadwal keberangkatan kapal laut menuju ke Eropa.
Jadi, Stasiun Tanjung Priok ini dulunya multifungsi, karena terdapat juga ruangan-ruangan mirip hotel untuk sekadar menginap sementara, atau pada masa sekarang mirip hotel transit.
Pada tahun 2000, stasiun ini berhenti beroperasi karena berubahnya manajeman di PT Kereta Api Indonesia (KAI). Stasiun yang sempat mendapat gelar sebagai stasiun terbesar di Asa Tenggara ini kemudian beroperasi kembali pada 28 Maret 2009.
Tangga menurun menuju bunker rahasia
Sejalan dengan waktu, masa kini, ternyata ada benda bersejarah peninggalan zaman Belanda yang berumur ratusan tahun. Ditemukan keberadaannya di bawah Stasiun Tanjung Priok, yaitu keberadaan bunker bawah tanah dengan pipa-pipa di dalamnya.
Bentangan pipa tua untuk sistem pengairan, keramik di kedalaman air 50 cm, dan tulang yang sudah berwarna kehitaman, ditemukan tim arkeolog dari kantor Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang.
“Benda yang kita temukan dalam penggalian di ruang bawah tanah Stasiun Tanjung Priok akan dibawa untuk diteliti lebih lanjut. Diperkirakan masih ada ruangan rahasia lainnya yang diharapkan bisa segera terungkap,” jelas Juliadi, tim arkeolog.
Bukan hanya itu, tim evakuasi bunker juga menemukan 3 ruang bawah tanah yang dipenuhi air dan lumpur, yang akan digali secara bertahap.
Awal penggalian bunker dalam kondisi yang menyeramkan, dimana ketinggian air hingga sebetis, dan dipenuhi lumpur. Selain itu, banyaknya nyamuk yang merajalela di ruang bawah tanah.
Setelah tim mulai melakukan penggalian, kondisinya terlihat makin membaik, karena terdapat cahaya dari luar.
Ia menyatakan, masih memusatkan penggalian di ruang bawah tanah II, dimana di dalamnya ditemukan pipa tua yang sudah berkarat, dan membentang hingga menuju terowongan misteri yang berukuran kecil.
“Saya belum bisa memastikan apa yang ada di dalam terowongan itu, dan air yang berada di ruangan tersebut tergolong jernih, dan tidak mengeluarkan aroma yang tidak sedap,” ungkap Suedi Ananta, tim arkeolog yang ikut melibatkan 9 tukang bangunan untuk membantu proses penggalian.
Saat ini, tim arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang semakin gencar menguak misteri yang ada di terowongan berukuran kecil tersebut.
“Mereka menggali dengan sangat hati-hati, karena usia bangunan ini sudah sangat tua. Saya sangat takjub melihat bahan yang digunakan untuk membuat tembok ternyata bukan dari bata merah tetapi batako, dan masih berdiri dengan kokoh,” ujar Hardinun, anggota tim evakuasi bunker Stasiun Tanjung Priok.
Sedangkan tim arkeolog memulai penggalian, dan mereka menginap di lantai 2 yang memiliki ruang kamar tidur yang di zaman dulu digunakan sebagai kamar hotel.
“Kami masih melakukan penggalian hingga 5 hari kedepan. Diharapkan bisa mendapatkan penemuan baru yang selama ini menjadi misteri,” harap Hardinun, yang ikut menyaksikan langsung proses penggalian terowongan misteri.
Serangkaian misteri seputar bunker Stasiun Tanjung Priok masih belum terpecahkan, karena membutuhkan waktu dan biaya cukup besar untuk menguaknya.
“Ada info terowongan ini menuju pulau Onrust, museum Fatahillah, dan sebagainya. Namun masih belum pasti, karena perlu bukti yang nyata,” tutur Isroyadi, Kepala Stasiun Tanjung Priok.
Ditambahkannya, selain bunker, di Stasiun Tanjung Priok juga memiliki wc VVIP yang masih dipertahankan ornamen dan perlengkapannya.
“Hanya sedikit sekali yang diubah, sehingga ornamennya terkesan modern namun unik,” tambah Isroyadi.
Sejumlah ruangan antik terlihat sangat cantik dan tetap dalam kondisi terpelihara, di antaranya dapur yang lengkap dengan lemari makanannya, ruang kecil yang mirip dengan lift namun menggunakan tali untuk mengantar bahan makanan, ruang dansa tempo dulu, kantor, ruang resepsionis, kamar hotel, dan lain-lain.
Bahkan nuansa mistik kental masih tercium di ruangan bawah tanah, dan sejumlah lokasi lainnya.
“Selama saya bertugas di sini, tidak pernah menemukan hal-hal yang menyeramkan. Namun, ada beberapa orang yang menyebutkan pernah melihat sosok orang Belanda yang berlalu lalang di sejumlah ruangan,” ucap Isroyadi.
Sementara itu, rasa penasaran tim arkeolog makin diuji terkait dengan penemuan terowongan berukuran kecil, yang berada di ruang bawah tanah Stasiun Tanjung Priok.
Maka pantaslah Stasiun Kereta Api Tanjung Priok menjadi salah satu obyek wisata andalan Jakarta Utara, yang terangkum dalam 12 jalur wisata pesisir, karena serangkaian misteri peninggalan zaman Belanda masih menyelimuti lokasi tersebut.
Diharapkan, penemuan ini bisa menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung.
Bunker Tanjung Priok akan dilestarikan
Pemerintah Kota Jakarta Utara belum memiliki rencana pasti untuk mengembangkan penemuan terbaru mereka tentang ruang bawah tanah di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara. Namun, bunker ini masuk dalam program pelestarian PT Kereta Api Indonesia.
Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang sudah meneliti penemuan terbaru itu. Menurut Juliadi, pengawas arkeolog, bunker Stasiun Tanjung Priok menyimpan segudang misteri.
Ada beberapa perubahan dan fungsi ruang bawah tanah Stasiun Tanjung Priok. Ada sisa jaringan pipa yang berada di empat ruang.
Selain itu, tim arkeolog beranggapan ruang bawah tanah yang ada di lokasi Stasiun Tanjung Priok lebih mengarah kepada ruangan yang mengatur sistem drainase, dan diperkirakan ada lokasi septic tank lama tapi belum bisa dipastikan.
“Sejuah ini belum diketahui pasti rencana untuk apa nantinya ruang bawah tanah yang berada di bawah program pelestarian PT Kereta Api Indonesia,” ujar Juliandi.
Sebelumnya, Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, sudah meninjau situasi terbaru penggalian ruang bawah tanah di Stasiun Tanjung Priok.