Misteri Patung-patung Raksasa Buatan Alien di Pulau Paskah
https://www.naviri.org/2018/12/misteri-patung-patung-raksasa.html
Naviri Magazine - Ada banyak misteri dari masa lalu, yang hingga kini belum juga terungkap. Salah satunya adalah misteri yang ada di Easter Island atau Pulau Paskah, yang terletak di Selatan Samudera Pasifik. Pulau yang masuk dalam wilayah Provinsi Valparaiso, Chili, tersebut sampai kini masih menjadi misteri bagi para arkeolog. Pulau ini pun masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pasalnya, di pulau seluas kurang lebih 163,6 kilometer persegi ini berserakan sekitar 1.000 patung berbentuk wajah manusia raksasa, dengan rata-rata setinggi 4 meter, dan beratnya diperkirakan 14 ton.
Bahkan, ada patung yang menjulang setinggi sekitar 10 meter, dengan berat ditaksir 72 ton. Bentuknya bermacam-macam, serupa karikatur—ada yang gemuk, kurus, kecil, atau dengan tato di tubuhnya. Diyakini, patung itu dipahat sebagai ekspresi budaya kala itu.
Dari hasil penelitian terhadap karbon, patung-patung yang disebut Moai ini diduga dibuat oleh para penduduk Easter Island, yang hidup antara tahun 1250 hingga 1500 Masehi.
Patung-patung itu ternyata dibuat dari abu vulkanik kawah Rano Raraku, yang terdapat di pulau tersebut, dan telah dikompres sedemikian rupa sebelum dibentuk patung. Hingga kini, di sekitar kawah tersebut masih ditemukan banyak patung Moai yang belum selesai dikerjakan.
Yang masih misterius, bagaimana orang-orang di masa lalu memindahkan patung-patung tersebut, dari tempat pembuatannya di kawah Rano Raraku ke seluruh pulau. Bahkan, ada patung yang diangkut hingga sejauh 18 kilometer.
Bagi penduduk asli Easter Island yang disebut Rapanui, beredar legenda yang turun temurun lewat tradisi oral, bahwa patung itu tidak dipindahkan, tapi berjalan sendiri. Suri Tuki, seorang pemandu wisata di pulau tersebut, mengatakan, seorang raja yang bernama Tu Kuu Lhu membuat patung-patung itu berjalan lewat bantuan dewa Makemake.
Selama berabad-abad, tepatnya sejak tahun 1722, saat pulau itu ditemukan pelaut Belanda, para peneliti mencoba memecahkan misteri bagaimana patung-patung raksasa itu dipindahkan. Banyak teori diajukan, tapi sampai saat ini masih belum ditemukan, setidaknya secara logika.
Sebuah teori modern mengatakan, patung-patung besar seberat 74 ton itu memang bisa "berjalan". Teorinya, para pemahat merancang patung-patung itu sedemikian rupa, sehingga bisa berjalan dalam arti sebenarnya. Moai diduga digerakkan dengan cara menggoyang sisi sampingnya, ke kanan dan kiri, menggunakan tali. Mirip cara manusia modern memindahkan kulkas ke sudut dapur.
Majalah ‘National Geographic' edisi Juli 2012 lalu, pernah menayangkan percobaan yang dilakukan dua orang antropolog masa modern, yakni Terry Hunt dari University of Hawaii, dan Carl Lipo dari California State University, yang bekerja sama dengan Sergio Rapu, seorang arkeolog yang juga mantan gubernur Easter Island.
Kedua peneliti itu berencana membuat patung-patung Moai berjalan kembali. Awalnya, mereka melihat patung-patung tersebut memiliki bentuk perut yang gemuk sehingga bisa dicondongkan ke depan dengan mudah.
Selain itu, bentuk dasar patung yang berbentuk huruf "D" juga memudahkannya untuk digiring ke seluruh pulau. Pada percobaan ini, sebuah patung dengan tinggi 3 meter dan berat 5 ton dibuat berjalan dengan bantuan tali dan 18 orang.
Teori lain lagi yang cenderung mengabaikan logika, perpindahan patung-patung tersebut dilakukan oleh alien atau kaum raksasa di masa lampau.
Sebelumnya, sebuah serial televisi Inggris, Wild Pacific, membangkitkan klaim bahwa patung-patung raksasa itu dibuat, atau setidaknya dipengaruhi, makhluk ekstraterresterial.
"Apakah mahluk ekstraterrestrial mengunjungi bumi? Siapa yang membangun patung Moai raksasa Pulau Paskah, yang disebut 'tugu peringatan' dari peradaban Alien itu?" demikian narasi acara tersebut, seperti dimuat Discovery Channel.
Gagasan bahwa alien mengunjungi peradaban di masa lalu, telah berkembang selama beberapa dekade. Yang paling menonjol dipromosikan oleh Erich von Daniken, penulis klasik pseudosains, "Chariots of the Gods?: Unsolved Mysteries of the Past".
Von Daniken yakin, salah satunya, bahwa orang Mesir kuno tak memiliki kecerdasan maupun alat untuk membuat piramida Giza, jadi ia percaya ada campur tangan alien di sana.
Misteri lain, seperti yang pernah ditayangkan CNN pada 4 Januari 2013 lalu, bagaimana pulau yang berada di gugusan Kepulauan Polinesia yang amat sangat terpencil itu bisa ada penghuninya?
Letak Pulau Paskah lebih dari dari 2.000 mil atau 3.218 km dari pusat populasi terdekat, Chile dan Tahiti. Merupakan salah satu tempat berpenghuni yang paling terpencil di muka bumi.
Sebagian besar sejarawan sepakat, pelaut Polinesia tiba di sana dan bermukim sekitar tahun 400 Sebelum Masehi, tapi tidak ada yang tahu pasti, belum ada bukti sahih. Sementara sejumlah orang bahkan mengaitkannya dengan mahluk luar angkasa. Juga tanpa bukti ilmiah.
Selain itu, ada lagi misteri lain, yakni ditemukannya tulisan Rongorongo yang belum bisa diuraikan oleh para ahli bahasa dari berbagai generasi. Seorang sarjana Hongaria, Wilhelm atau Guillaume de Hevesy, pada 1932 menarik perhatian tentang kesamaan antara beberapa karakter rongorongo Pulau Paskah dengan tulisan pra-sejarah di Lembah Indus di India, yang menghubungkan lusinan (sedikitnya 40) rongorongo dengan tanda cap dari Mohenjo-daro.
Hubungan ini telah diterbitkan kembali di berbagai buku. Arti Rongorongo kemungkinan ialah damai-damai, dan tulisannya mungkin mencatat dokumen perjanjian damai, misalnya antara yang suku yang bertelinga panjang dan penguasa suku bertelinga pendek. Namun, penjelasan tersebut masih dalam perdebatan.
Baca juga: Rahasia Julius Caesar dan Perkembangan Cipher di Dunia