Misteri Kryptos, Rahasia Membingungkan di Depan Markas CIA
https://www.naviri.org/2018/12/misteri-kryptos.html
Naviri Magazine - Di markas besar CIA di Langley, Virginia, terdapat sebuah monumen yang mengandung pesan rahasia. Pesan yang membingungkan bahkan bagi para agen paling cemerlang di CIA. Monumen itu bernama Kryptos. Dua puluh tahun telah lewat, dan teka-teki Kryptos masih belum terpecahkan.
Dalam beberapa dekade terakhir, sebuah obyek telah menjadi bahan perbincangan, baik di luar maupun di dalam markas CIA. Yaitu sebuah monumen yang terpancang di halaman kantor CIA, yang disebut Kryptos. Kryptos mengandung 865 karakter aneh, yang terlihat acak dan tidak beraturan.
Kryptos dibuat oleh seorang seniman bernama James Sanborn. Ia memperoleh penugasan untuk membuat monumen itu pada tahun 1988, ketika CIA membangun sebuah bangunan baru di belakang gedung utama.
Agensi itu menginginkan sebuah instalasi luar ruangan untuk menghiasi area di antara kedua gedung. Sanborn menggunakan nama Kryptos untuk menyebut hasil karyanya. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "tersembunyi". Kryptos disebut sebagai perenungan terhadap alam, sifat alami kerahasiaan, dan kerumitan kebenaran, dan pesan itu seluruhnya disampaikan dalam kode.
Seorang rekan Sanborn, bernama Ed Scheidt, memperkirakan bahwa seluruh teka-teki itu akan terpecahkan dalam tujuh tahun. Namun, 20 tahun telah lewat, pesan tersembunyi itu masih belum dapat dipecahkan sepenuhnya.
Kerjasama antara para jenius di dunia dan beberapa staf CIA hanya berhasil memecahkan 3 bagian dari monumen itu, yang ternyata malah menghasilkan prosa-prosa yang membuat teka-teki ini semakin membingungkan.
Ketiga bagian itu disebut K1, K2 dan K3. Masih belum terpecahkan 97 karakter dari bagian ke-4 (K4). Dan semakin lama teka-teki itu menggantung, semakin penasaran mereka dibuatnya.
Mungkin karena rasa ingin tahu yang besar, Sanborn sering memergoki orang-orang asing memata-matai studionya. Beberapa lainnya bahkan mengorbankan karirnya demi kryptos. Contohnya seorang pria dari Michigan, rela meninggalkan bisnis software-nya hanya agar dapat mencurahkan waktu untuk memecahkan kode tersebut.
Seorang pria lain bernama Randy Thompson telah menghabiskan tiga tahun untuk memecahkan teka-teki itu. "Aku rasa aku sudah dekat dengan jawabannya. Bisa besok, atau bisa juga aku menghabiskan seumur hidupku untuk menemukannya," katanya.
Teka-teki ini juga menarik minat Dan Brown, penulis buku The Davinci Code, yang menyinggung kryptos dalam salah satu novelnya.
Pada tahun 1999, seorang ahli komputer dari Los Angeles, bernama Jim Gillogly, mengumumkan bahwa ia telah berhasil memecahkan 3 bagian pertama dari kode tersebut, dengan bantuan sebuah komputer Pentium II dan software buatan sendiri.
Ketika hasil kerja Jim Gillogly tersebar, CIA segera merilis sebuah laporan yang luar biasa. Beberapa bulan sebelum Gillogly, seorang agen CIA yang lain, bernama David Stein, juga telah memecahkan tiga bagian itu hanya dengan menggunakan pensil dan kertas!
Stein membutuhkan waktu 400 jam untuk memecahkannya, dan ia telah mengumumkan jawaban teka-teki itu di hadapan sekumpulan agen CIA di auditorium CIA, pada Februari 1998. Hasil pertemuan itu tidak pernah dipublikasikan ke media.
Masih ada 97 karakter lagi yang harus dipecahkan. Stein dan Gillogly berniat mencurahkan waktu dan pikiran mereka untuk memecahkan sisa teka-teki ini.
"Semua ini adalah masalah kerahasiaan," Kata Sanborn. "Hal ini sesungguhnya menggambarkan kondisi CIA sendiri, penuh kerahasiaan, dan kerahasiaan itu menarik rasa ingin tahu kita ke langit. Orang-orang menjulukiku agen setan, karena aku tidak mau memberitahukan rahasiaku," jelas Sanborn sambil tersenyum. "Namun, Kryptos akan mengungkapkan rahasianya yang terdalam seiring berjalannya waktu."
Baca juga: La Galigo, Karya Sastra Terbesar di Dunia Asal Indonesia