Mesin Kendaraan Bisa “Ngelitik” Jika Pakai Bensin Campur

Naviri Magazine - Ada beragam cara yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan sepeda motor atau mobil yang kita miliki, yang biasa kita kendarai. Salah satunya adalah dengan memilih bensin atau bahan bakar yang tepat. Pasalnya, bahan bakar yang tidak sesuai jenis kendaraan bisa berdampak pada menurunnya kemampuan mesin.

Bagaimana dengan mencampur bahan bakar? Sebagian orang kadang memilih bensin tertentu, namun di waktu lain memilih bensin jenis lain. Alasannya bisa karena kehabisan bensin yang diinginkan, atau bisa pula karena keterbatasan uang.

Bagi sebagian orang, mencampur jenis BBM dengan oktan rendah dan tinggi juga kerap menjadi solusi untuk mengantisipasi masalah pada mesin. Menurut Stephen Leroux, seorang profesor di School of Transportation Centennial College Toronto, pencampuran itu tidak ada manfaatnya.

Mencampur bahan bakar tidak mengubah oktan dari masing-masing jenis. “Saran saya, lebih baik menggunakan satu oktan saja. Saya tidak melihat manfaat dari mencampur itu (bahan bakar).”

Menggunakan BBM dengan nilai oktan rendah dari rekomendasi yang disarankan pabrik, juga dapat memicu pembakaran prematur. Dalam istilah teknis disebut knocking, atau dalam dunia otomotif lokal dikenal dengan istilah mesin ngelitik.

Peristiwa seperti itu terjadi ketika bahan bakar meledak lebih dulu sebelum dialiri bunga api dari busi, karena suhu dalam ruang bakar lebih tinggi dari titik bakar bensin yang digunakan. Akibatnya, penyaluran energi menjadi terganggu, ditandai dengan gejala brebet atau tersendat.

Pilihan yang paling baik adalah memang menggunakan bahan bakar sesuai rekomendasi pabrikan.

Beralih ke bahan bakar oktan rendah atau mencampur dua jenis oktan, sebaiknya bukan pilihan, tapi juga bukan larangan. Kembali, keputusan dan kesadaran akan dampak secara mikro dan makro ada di tangan masing-masing pengguna kendaraan.

Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Busi Kendaraan Mulai Rusak