Biografi Mary Fairfax Somerville, Ratu Ilmu Pengetahuan Abad 19
https://www.naviri.org/2018/12/mary-fairfax-somerville.html
Naviri Magazine - Di setiap zaman, setiap abad, ada orang-orang yang mencapai prestasi atau kehebatan luar biasa. Abad 19 juga melahirkan sosok semacam itu, yaitu seorang wanita bernama Mary Fairfax Somerville.
Setelah kematiannya pada 1872, Mary Fairfax Somerville dinobatkan sebagai 'Ratu Ilmu Pengetahuan Abad 19' oleh The London Post. Ia dianggap sebagai pahlawan wanita yang memiliki peran besar di Inggris Raya, baik dalam bidang ilmiah maupun keadilan bagi kaum wanita.
Mary Somerville menjadi pembela hak pilih wanita, yang sangat keras menentang ketidakadilan. Ia menjadi wanita pertama yang menandatangani petisi hak wanita yang disampaikan kepada Parlemen oleh John Stuart Mill.
Warisan ilmu pengetahuannya yang abadi, dan popularitasnya sebagai ilmuwan, berasal dari kemampuannya menyajikan suatu ilmu pengetahuan dengan istilah serta penjelasan yang mudah dimengerti oleh semua orang, terutama mereka yang awam ilmu tersebut.
Sebagai putri tunggal seorang perwira Angkatan Laut Skotlandia, Mary Somerville tumbuh di sebuah desa pinggir pantai Burtisland. Meskipun pendidikan formalnya hanya berasal dari satu tahun di sekolah asrama, keinginannya untuk mempelajari berbagai hal diilhami dari pamannya yang sering membacakan kisah-kisah para sarjana wanita di dunia kuno.
Ia banyak mempelajari buku kuno, mulai dari Elements karya Euclid, yang diterbitkan sekitar abad ke-3 SM, hingga teks aljabar yang ia peroleh dari pengajar saudara laki-lakinya. Mary Somerville pun membaca buku Priciples karya Sir Isaac Newton, yang memberinya semangat untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam lebih luas, seperti botani, meteorologi, astronomi, matematika, dan fisika lanjutan.
Setelah menerbitkan beberapa makalah ilmiah, Mary Somerville menerjemahkan buku Mecanique Celeste karya Pierre Laplace, yang diberi judul Mechanism of the Heaven.
Untuk memahami konsep yang dibuat oleh Laplace dengan mudah, Somerville lalu menerbitkan Preliminary Dissertation, yang berisi uraian matematika dasar, sejarah topik tersebut, dan berbagai penjelasan disertai gambar, diagram, dan perhitungan sederhana matematika.
Bukunya menjadi teks standar bagi matematika dan astronomi lanjutan yang digunakan sepanjang abad ke-19. Ia pun menerbitkan sebuah buku ilmiah yang dapat dengan mudah dipahami oleh kelompok ilmuwan, maupun masyarakat umum. Buku berjudul Physical Sciences itu menjadi buku yang sangat populer selama abad ke-19.
Pada 1838, Mary Somerville menerbitkan bukunya yang paling sukses, Physical Geography. Buku itu bersifat deskriptif dan mencakup banyak pandangan politiknya, seperti ketegasannya menentang perbudakan.
Mary Somerville ditawari menjadi anggota kehormatan di dalam Perkumpulan Astronomi Kerajaan Inggris, dan sejumlah perkumpulan negara Eropa lain.
Buku terakhirnya, On Molecular and Microscopic Science yang diterbitkan pada 1869, ketika umurnya telah mencapai 89 tahun, menjadi buku sangat lengkap. Buku itu berisi berbagai topik yang mencakup ruang lingkup teori atom hingga katalog tumbuhan.
Mary Fairfax Somerville meninggal dunia pada 1872, saat ia sedang tertidur di Naples, Italia, pada usia 92 tahun.
Baca juga: Charles Lutwidge Dodgson, Penulis Paling Jenius Abad ke-19