Kisah Ngeri Para Dokter yang Nekat Mengoperasi Diri Sendiri
https://www.naviri.org/2018/12/kisah-ngeri-para-dokter-yang-nekat.html
Naviri Magazine - Seorang dokter bedah mungkin lihai mengoperasi pasien. Tapi ketika dia sendiri yang mengalami masalah kesehatan dan butuh operasi, mungkinkah dia akan mengoperasi dirinya sendiri? Umumnya, dia pun akan meminta dokter lain untuk melakukannya. Tujuannya tentu agar proses operasi berjalan lancar dan tanpa masalah. Namun, ternyata, ada dokter-dokter yang nekat mengoperasi dirinya sendiri.
Chidinma Nwaogbe dan kawan-kawan pernah mengompilasikan pengalaman mengoperasi diri sendiri dari berbagai negara, dan dipublikasikan di jurnal Translational Research in Anatomy edisi Maret 2018.
Hernia inguinalis agaknya dulu menjadi masalah banyak orang. Namun, ilmu kedokteran belum semaju sekarang, sehingga muncul dokter lain yang nekat menjalani operasi mandiri. Contohnya adalah M. Alexandre Fzaicou, seorang dokter bedah asal Rumania.
Fzaicou melaksanakan operasi hernia inguinal secara mandiri pada 1909. Kala itu ukuran hernianya sudah “sebesar telur ayam”. Pembiusan baru berhasil setelah percobaan beberapa kali selama 25 menit. Operasi berlangsung selama satu jam. Walhasil, insomnia, sakit kepala, dan nyeri fisik ia rasakan selama seminggu. Dua minggu setelahnya, ia bisa beraktivitas dengan normal lagi.
Cerita menarik lain ada pada pengalaman M. Clever Maldigny, seorang ahli bedah militer di tubuh Pengawal Kerajaan Perancis. Pada usia 27, ia telah menjalani enam operasi batu ginjal. Operasi keenam ia lakukan sendiri pada tahun 1824. Batu yang sukses ia keluarkan ternyata sebesar kacang walnut.
Operasi kerapkali dilakukan bukan untuk penyembuhan, tapi juga demi lahirnya terobosan baru. Salah satu pelakunya adalah Werner Theodor Otto Forssman. Saat Forssman masih belajar operasi bedah di sebuah rumah sakit dekat Berlin, ia tertarik untuk mengembangkan teknik kateterisasi (memasukkan kateter ke dalam bilik atau pembuluh darah) jantung.
Jelas prosedur tersebut amat berbahaya jika dilakukan ke jantung sendiri. Namun pada 1929 ia benar-benar melakukannya—dan berhasil. Karena eksperimen dan dedikasinya di bidang kardiologi, Forssman dianugerahi Hadiah Nobel Kedokteran pada 1956. Ia juga mendapat gelar sebagai Bapak Kateterisasi Jantung.
Baca juga: Kasus-kasus Operasi Plastik Gagal yang Terkenal di Dunia