Pria Ini Jatuh Cinta, Tapi Si Wanita Malah Digugat ke Pengadilan
https://www.naviri.org/2018/12/jatuh-cinta.html
Naviri Magazine - Mengalami jatuh cinta bisa dibilang hal biasa, termasuk cinta pada pandangan pertama. Itu hal alami yang bisa dialami siapa saja, dan di mana saja. Kita masuk ke sebuah tempat, mendapati seseorang yang menarik, lalu merasa jatuh cinta kepadanya. Sekali lagi, itu lumrah dan biasa.
Namun, ada kisah tak biasa menyangkut hal itu, berkenaan seorang pria yang jatuh cinta kepada seorang wanita, tapi belakangan malah menuntut si wanita ke pengadilan.
September lalu, laki-laki asal Tiongkok bernama Sun melihat seorang perempuan di toko buku. Perempuan itu menghilang sebelum dia sempat ngobrol dengannya, tapi bagi Sun, itu tidak masalah: momen sekejap mata mereka bertemu rupanya cukup untuk membuat Sun jatuh cinta gila-gilaan dengannya.
Daripada melupakan interaksi tersebut seperti ribuan interaksi lainnya yang terjadi setiap hari, dia memutuskan untuk cuti selama tujuh minggu untuk nongkrong di sekitar toko buku tersebut, dengan harapan melihat perempuan idamannya lagi, sebagaimana dilaporkan media Pear Beijing.
Dia tidak berhasil menemukannya—tapi Sun tidak menyerah. Pada 10 Desember, dia pergi ke pengadilan Dongcheng, dan mengajukan gugatan hukum kepada perempuan tersebut, dan meminta pengadilan untuk “mengeluarkan pemberitahuan umum kepada yang dituntut… untuk memintanya hadir di pengadilan dan mengkonfrontasi Sun.”
Tuntutannya? Menyebabkan “penderitaan emosional.”
Sun tidak mencatat nama, ras, nomor telepon, dan tempat lahir di dokumen pengadilan, dan menyatakan bahwa satu-satunya hal yang diketahui tentang perempuan ini adalah bahwa dia... ya, perempuan.
“Pada sore hari Festival Pertengahan Musim Gugur, seorang perempuan muncul di lantai pertama Toko Buku Wangfujing, mengenakan jaket kuning ketat, stoking merah, rambut ikal pirang, dan memakai earphone,” katanya. Dia juga menyerahkan lukisan pensil perempuan itu kepada pengadilan.
Sun berpendapat bahwa jika dia tidak berhasil menemukan perempuan yang memakai jaket kuning ini, maka dia akan kehilangan semua makna hidup—dan memohon kepada pengadilan untuk menyuruh perempuan itu berbicara dengan Sun agar dia bisa membebaskan diri dari “derita mental.”
Tampaknya dia tidak mempertimbangkan “derita mental” yang mungkin akan dialami seseorang yang dilacak tanpa diminta, dan dipaksa secara legal untuk bertemu.
“Karena sulit mencari perempuan ini… penggugat harus menerima hasil kehilangan makna hidupnya,” demikian tertulis dalam dokumen pengadilan kasus ini. “Dia telah memilih untuk menjadi tubuh tanpa roh, menghabiskan sisa hidupnya seperti mayat hidup, dan menanggung bahan tertawaan yang dibawa kehidupannya.”
Sementara itu, pengadilan melihat gugatan hukum Sun apa adanya: usaha mengerikan untuk menguntit dan mengganggu seseorang yang dia tidak kenal sama sekali. Untungnya pengadilan sudah menyingkirkan berkas-berkas hukum Sun, dan memperingatkannya untuk berhenti mencari perempuan tersebut. Dia dilaporkan sedang mempertimbangkan opsi lain.
Baca juga: Viral, Wanita Ini Mengizinkan Suaminya Menikahi 3 Wanita Sekaligus