Mengenal Gelatophobia, Orang yang Takut Ditertawakan
https://www.naviri.org/2018/12/gelatophobia.html
Naviri Magazine - Sebagian orang senang menjadi bahan tertawaan, bahkan mereka senang melucu atau melontarkan lelucon-lelucon tertentu untuk memancing tawa. Para stand up comedian, misalnya, adalah orang-orang yang senang ditertawakan. Namun, tidak setiap orang seperti itu. Sementara ada sebagian orang senang ditertawakan, ada pula sebagian lain yang takut ditertawakan.
Secara klinis, perkara tertawa tidak berhenti pada hal-hal euforia semata. Terdapat sejumlah kondisi yang membuat otak menjadi tidak nyaman dengan proses tertawa. Dalam hal ini, pembahasan tertawa akan melibatkan dua kelompok subjek: mereka yang tertawa, dan mereka yang ditertawakan.
Ketidaknyamanan ini dikenal dalam dua istilah, gelatophilia dan gelatophobia. Gelatophilia merupakan kesenangan menjadi orang yang ditertawakan, sedangkan gelatophobiia adalah perasaan sangat takut ditertawakan.
Kemarahan karena orang lain menertawakan kita, boleh jadi merupakan bentuk kecemasan ekstrem akibat gelatophobia. Proyer RT, dalam International Journal of Psychology, menerangkan gelatophobia hadir karena ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan hingga depresi berat, sehingga ia sangat berhati-hati dengan potensi ejekan untuknya.
“Ketakutan yang tidak normal karena diejek timbul dari pengalaman hidup di masa lalu yang pernah diejek atau ditertawakan,” kata Proyer.
Bagi mereka, tawa bisa menjadi hal yang sangat mengganggu, mencemaskan, bahkan menggentarkan. Tawa, lebih tepatnya lagi ditertawakan, bagi mereka sungguh-sungguh situasi yang bukan hanya tak dikehendaki, melainkan bahkan bisa memicu fobia.
Proyer menjelaskan gelotophobia juga dikaitkan dengan konektivitas yang buruk antara area otak temporal frontal dan medial. Dua buah organ itulah yang bertanggung jawab memantau dan memproses rangsangan emosional.
Baca juga: Perlu Tahu, Ini 10 Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri