Cowok Ini Meraup Rp15 Juta Per Bulan dari Bisnis Undangan Online
https://www.naviri.org/2018/12/bisnis-undangan-digital.html
Naviri Magazine - Tampaknya segala hal memang akan online pada waktunya, termasuk undangan pernikahan. Di masa lalu, saat akan menikah, orang akan membuat undangan cetak yang akan disebarkan ke orang-orang yang akan diundang. Kini, setelah zaman serba online, undangan pernikahan pun berubah menjadi undangan online.
Karenanya, jika di masa lalu ada usaha pembuatan undangan cetak, kini juga ada usaha pembuatan undangan online.
Undangan online untuk pernikahan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Aktivitas yang serba digital membuat segala sesuatu bisa dilalukan cepat tanpa perlu bergerak, termasuk menyebarkan undangan pernikahan, utamanya bagi kerabat yang jauh tempat tinggalnya.
Najudin, cowok berusia 19 tahun, mencoba memanfaatkan peluang usaha ini. Melihat undangan pernikahan cetak yang membutuhkan waktu lebih lama bagi pembuat, juga bagi si calon pengantin untuk menyebarkan kabar bahagia, dia membuat undangan digital yang dipasarkan di Instagram, dengan akun @undanganonlineku.
Dengan prinsip 'setiap hari pasti atau setiap minggu pasti ada pasangan yang menikah', bisnis Najudin membuat undangan online dalam bentuk gambar dan video ini pun laris manis. Baru satu tahun memulai, omzetnya Rp 10-15 juta per bulan, dengan keuntungan lebih dari Rp 7 juta per bulan.
“Kalau dirata-rata per bulannya bisa sampai Rp 7 juta lebih per bulan. Kadang rata-rata bisa sampai Rp 15 juta per bulan pendapatan bersih saya kalau lagi musim nikah,” kata dia.
Lalu berapa modal untuk membangun bisnis ini?
Najudin mengungkapkan, modal yang dia keluarkan di awal sebenarnya cukup besar, sebab dia harus membeli peralatan komputer beserta software yang original. Dia menghitung, untuk membeli komputer awal seharga Rp 8 juta, software corel draw Rp 7 juta, software sony vegas promo Rp 400 ribu.
“Lalu langganan ornamen atau vector premium di situs luar negeri Rp 1,8 juta per bulan. Jadi kira-kira total Rp 17,5 juta,” kata dia.
Modal yang besar ini berasal dari tabungannya sendiri. Ia mengungkapkan, modal itu didapatkan dari gaji yang diberikan ayahnya, yang lebih dulu menggeluti bisnis undangan pernikahan, hanya saja berbentuk cetak atau fisik.
Modal lain yang diperlukan adalah keahlian dalam menguasai teknik editing dan menggunakan software. Tapi itu sudah dikuasai dirinya sejak SMP, saat membantu ayahnya membuat undangan cetak.
Meski modal di awal lumayan mahal, diakui Najudin, biaya operasional dan produksi sehari-hari justru lebih murah ketimbang bisnis ayahnya. Per bulannya, selain harus membayar langganan ornamen dari luar negeri, dia hanya perlu bayar listrik Rp 150 ribu, wifi Rp 330 ribu, dan upgrade komputer Rp 1 juta-3 juta.
Sementara untuk bahan-bahan kertas, jelas dirinya tidak perlu. Hal ini juga yang membuat keuntungan yang diterimanya lebih besar dari bisnis ayahnya. Beda penghasilan yang didapat per bulan mencapai 50 persen.
“Untuk pendapatan, masih banyak saya. Soalnya pengeluaran saya cuma sedikit. Tapi kalau dihitung omzet jelas tinggi bapak saya, soalnya ada pengeluaran untuk biaya kertas, tinta, listrik, dan lainnya. Setahu saya, pendapatan bersih bapak saya sekitar Rp 5-7 juta per bulan,” tutur Najudin.
Lalu berapa harga jual undangan online yang ditawarkan Najudin?
Untuk per gambar, dihargai Rp 40 ribu dan video Rp 70 ribu. Tapi, jika konsumen meminta desain sendiri dan tambahan seperti ada denah rumah, cerita bagaimana kedua calon pengantin itu bertemu, biayanya akan bertambah. Harga paling mahal yang pernah diberi adalah Rp 160 ribu.
Kebanyakan para konsumennya, diakui Najudin, memesan undangan dalam bentuk video. Video dan gambar undangan digital ini dikerjakan oleh dirinya dan 2 karyawan freelance, tanpa harus ada kantor alias bisa dikerjakan di mana saja. Saat ini, orderan per hari yang dia kerjakan bisa mencapai 20 undangan online.
Najudin mengaku bisnis barunya ini terpisah dari bisnis percetakan undangan fisik milik ayahnya. Meski ayahnya masih setia dengan undangan fisik, dia melihat prospek bisnis undangan pernikahan secara online sangat bagus ke depannya.
“Saya rasa ini sangat menjanjikan di era industri 4.0. Prediksi saya nanti undangan digital benar-benar bisa menggantikan undangan cetak. Apalagi setiap hari ada orang yang menikah,” jelasnya.
Tertarik mencoba bisnis ini? Atau tertarik memesan undangan online untuk rencana pernikahanmu?
Baca juga: Di Jepang, Ada Persewaan Pacar Sampai Persewaan Keluarga