Bertrand Russell, Pakar Matematika dan Pemikir Hebat Dunia
https://www.naviri.org/2018/12/bertrand-russell-pakar-matematika.html
Naviri Magazine - Bertrand Russell adalah salah satu nama tokoh dari abad ke-19 yang sering disebut-sebut hingga sekarang. Kenyataannya, hasil pemikiran Bertrand Russell telah memengaruhi sebagian besar analisis logis dalam filsafat abad ke-20.
Dilahirkan di Trelleck, Wales, pada 18 Mei 1872, ia mendapat pendidikan dari Trinity Collage, Cambridge University. Setelah lulus pada 1894, Bertrand Russell memilih untuk menghabiskan waktunya dengan berkeliling Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
Sejak muda, Bertrand Russell selalu berusaha menumbuhkan kepekaan sosialnya, di samping meningkatkan pengetahuan dalam bidang studi logika dan matematika. Bertrand Russell menjadi pakar dalam bidang itu, dan banyak diminta mengisi kuliah di berbagai institusi di seluruh dunia.
Bertrand Russell meraih ketenaran ketika menerbitkan karya pertama dan utamanya pada 1902, yaitu The Principles of Mathematics. Dalam karya itu, Bertrand Russell berusaha menghilangkan gagasan filsafat abstrak pada matematika, dan memberikan bingkai ilmiah yang lebih jelas.
Selama 8 tahun setelahnya, ia bekerja sama dengan matematikawan dan filsuf Inggris, Alfred North Whitehead, menghasilkan karya monumental lainnya, berjudul Principia Matematica. Buku itu diterbitkan sebanyak 3 volume, antara tahun 1910 sampai 1913. Kedua filsuf dunia itu berhasil menciptakan mahakarya bagi dunia pemikiran rasional.
Dalam karya penting lainnya, The Problems of Philosophy, Bertrand Russell banyak menggunakan gagasan-gagasan dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, psikologi, fisika, dan matematika.
Buku itu diciptakan untuk menyangkal berbagai pendapat idealisme dan mazhab yang dominan saat itu, yang selalu mengatakan bahwa obyek dan pengalaman adalah produk para cendekiawan.
Bertrand Russell adalah seorang realis, yang mempercayai bahwa obyek yang diterima oleh indra memiliki realitas yang mandiri dan lebih besar dalam pikiran. Sehingga ia menolak dengan tegas berbagai gagasan yang tidak masuk akal. Saat Perang Dunia I berlangsung, Bertrand Russell mengutuk kedua belah pihak yang terlibat.
Pandangannya yang tidak mengenal kompromi dan selalu keras, membuat Bertrand Russell didenda, dipenjara, dan dikeluarkan dari Cambridge. Selama berada di dalam penjara, ia menulis sebuah buku berjudul Introduction to Mathematical Philosophy. Karyanya itu mengkombinasikan dua bidang ilmu yang menurutnya tidak dapat dipisahkan, yaitu filsafat dan matematika.
Setelah perang berakhir, Bertrand Russell mengunjungi Rusia. Di dalam bukunya, Practice and Theory of Bolshevism, ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap bentuk sosialisme yang dipraktikkan di sana, yang baginya sangat tidak sesuai dengan prinsip dasar dan keadaan lingkungan Rusia.
Lalu, antara tahun 1921-1922, Bertrand mengajar di Universitas Beijing di China. Kemudian pada 1928, ia kembali ke Inggris, dan memimpin sekolah swasta yang sangat progresif bagi kalangan anak muda di sana, yaitu Beacon Hill School.
Pada 1938-1944, Bertrand Russell mengajar di beberapa lembaga pendidikan di Amerika Serikat. Namun ia dilarang mengajar di College of the City oleh Pengadilan Tinggi New York, karena kecamannya terhadap agama dalam beberapa karyanya, dan dukungannya terhadap kebebasan seks.
Pada 1949, Bertrand Russell diberi penghargaan Order of Merit oleh George VI. Ia pun memperoleh Hadiah Nobel Sastra, dan para sastrawan menjulukinya sebagai “kampiun kemanusiaan dan kemerdekaan berpikir”.
Di usianya yang sudah sangat senja, 89 tahun, Bertrand Russell memimpin sebuah protes pada akhir tahun 1950-an untuk mendukung pelucutan senjata nuklir unilateral oleh Inggris. Ia bahkan dipenjara usai aksi demonstrasi itu. Bertrand Russell menghabiskan sisa hidupnya dan meninggal di Wales.
Baca juga: Perselisihan Sigmund Freud dan Carl Jung yang Mengubah Teori Psikologi