Bahaya Diam-diam dari Aplikasi Gratisan di Ponsel Kita
https://www.naviri.org/2018/12/bahaya-diam-diam-dari-aplikasi-gratisan.html
Naviri Magazine - Setiap pengguna ponsel pasti akan memasang atau menginstal aplikasi di ponselnya. Itu sesuatu yang bisa dibilang hampir pasti. Tidak hanya satu aplikasi, tapi bahkan banyak aplikasi.
Ada aplikasi untuk game, untuk senter, atau untuk hal-hal lain yang mungkin tidak penting. Percaya atau tidak, ternyata ada bahaya yang mengancam diam-diam dari aplikasi-aplikasi yang kita instal.
Awal bulan ini, New York Times menerbitkan artikel investigasi mengerikan yang meninjau kumpulan data besar berisi data lokasi yang sudah “dianonimkan” dari aplikasi pihak ketiga. Mereka membuka datanya dan melacak kehidupan sehari-hari orang biasa, termasuk tempat-tempat sensitif yang dikunjungi seperti rumah dan kantor.
Artikel tersebut memuat laporan yang mengonfirmasi ketakutan banyak orang yang khawatir privasi mereka diganggu: bahwa aplikasi di ponsel melacak kegiatanmu. Selama ini, raksasa teknologi menjanjikan kalau data kita sudah “dianonimkan” dan hanya dikumpulkan secara agregat.
Nyatanya, kebiasaan kita sangat spesifik dan unik, sehingga penanda yang dianonimkan bisa dengan mudah direkayasa, dan digunakan untuk melacak setiap orang.
Selain investigasi, New York Times juga mempublikasikan panduan untuk mengelola dan membatasi data lokasi pada aplikasi tertentu. Sayangnya, pedoman ini lebih mudah dilakukan di iOS daripada di Android. Perlu diingat bahwa kita wajib melakukan ini secara berkala. Kita harus tahu, kalau teliti dalam mengatur data lokasi saja belum cukup. Kita juga mesti lebih ketat dalam memilih aplikasi untuk dipasang.
Gawai tidak hanya memiliki chip GPS yang bisa melacak lokasi kita, tetapi juga koneksi internet yang dirancang untuk mengirimkan informasi ke pihak ketiga. Data itu nantinya akan dimonetisasi oleh mereka.
Data lokasi bisa dikumpulkan dengan melacak menara provider ponsel kita. Kita sebenarnya bisa menjaga kerahasiaan data pribadi, tetapi itu artinya cuma bisa menggunakan ponsel jadul, atau tidak punya ponsel sama sekali.
Sangat mustahil, kan? Hidup kita saat ini tidak bisa dipisahkan dari perangkat elektronik. Maka dari itu, cara terbaik untuk menjaga privasi yaitu dengan mencermati jenis dan nilai aplikasi yang diinstal di ponsel, baik untuk kita sebagai pengguna maupun pengembang aplikasinya.
Keputusan desain awal Apple, Google, dan pengembang aplikasi terus menghantui kita, bahkan sampai berpuluh-puluh tahun lamanya. Selama ini, kita tidak pernah keberatan membeli ponsel mahal, tapi paling ogah kalau beli aplikasi berbayar yang harganya tidak seberapa.
Privasi kita menjadi bayaran akibat keengganan kita. Aplikasi gratis seperti senter atau suara kentut, bukan untuk digunakan secara cuma-cuma. Aplikasi-aplikasi ini dibuat untuk menghasilkan uang, yang biasanya dilakukan dengan mengumpulkan dan menjual data kita.
Silakan buka ponsel, dan evaluasi aplikasi yang sudah terpasang. Lalu, tanyakan kepada diri sendiri, “mengapa ada aplikasi semacam ini?”
Kalau misalnya aplikasi tersebut berbayar atau merupakan ekstensi aplikasi gratis dari layanan berbayar, maka aplikasi-aplikasi ini kemungkinan besar bisa bertahan tanpa perlu mengumpulkan dan menjual data kita. Tapi kalau aplikasinya gratis supaya punya banyak pengguna, bukan tidak mungkin pengembang telah memonetasinya dengan menjual data ke pemasang iklan.
New York Times mencatat bahwa kebanyakan data yang digunakan dalam artikel investigasi ini berasal dari aplikasi perkiraan cuaca dan skor gratis yang mendeanonimkan dan menjual data penggunanya. Ratusan aplikasi game, senter, dan podcast gratis, meminta izin pengguna untuk memonetisasi datanya, meskipun mereka sebenarnya tidak begitu memerlukan izin apa pun.
Bahkan aplikasi yang tidak sembarangan mengambil data juga seringnya berfungsi seperti itu. Facebook dan rangkaian aplikasinya (Instagram, Messenger, dll.) mengumpulkan data dari kebiasaanmu di aplikasi dan langsung dari ponselmu (Facebook mati-matian menyembunyikan fakta bahwa aplikasinya di Android mengumpulkan data log panggilan penggunanya).
Google memanfaatkan Android sebagai alat pengumpulan data untuknya. Kita tidak akan pernah tahu informasi apa saja yang dikumpulkan dan dijual aplikasi-aplikasi gratis ini, apabila tidak membaca kebijakan privasinya yang sampai berpuluh-puluh halaman.
Baca juga: Wow, iPhone Bisa Digunakan untuk Memeriksa Kesehatan Penggunanya