Asal Usul Kutang, Penutup Dada Wanita di Indonesia
https://www.naviri.org/2018/12/asal-usul-kutang.html
Pada awal abad ke-19, ada proyek Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan, yang melibatkan para pekerja perempuan di Nusantara. Pada masa itu, para wanita di Nusantara hanya melilitkan kain sebatas pinggang di tubuh mereka, dengan bagian dada terbuka.
Don Lopez, yang memimpin proyek pembuatan jalan tersebut, tak terbiasa melihat pemandangan wanita dengan dada terbuka. Ia lalu menyodorkan selembar kain dan memerintahkan perempuan untuk menutup ‘barang berharga’ yang menggantung di dada mereka.
“Couvrir le coûtant,” ucap Don Lopez, yang artinya, “Tutuplah biaya itu.” Biaya atau barang berharga yang dia maksud adalah payudara si perempuan.
Kisah itu ditulis Remy Silado dalam penggalan kisahnya, di novel Pangeran Diponegoro, dan juga Perempuan Bernama Arjuna 5: Minasanologi dalam Fiksi. Kata “coûtant” yang susah diucapkan para wanita di masa itu berubah menjadi kutang. Perintah Lopez inilah yang diyakini Remi menjadi cikal bakal kutang.
Meski masih diteliti kebenarannya, cerita tersebut banyak dipercaya sebagai awal lahirnya kata kutang
Kutang dan berbagai jenis pakaian dalam lain menjadi konsep baru yang dikenal penduduk di Nusantara, setelah berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain. Sebelumnya, laki-laki atau perempuan bisa sama-sama bertelanjang dada.
Pakaian yang ada pada umumnya berupa selembar kain yang dililit di dada—khusus perempuan—atau di pinggang. Daerah-daerah lain memiliki baju kurung, baju bodo, sejenis rompi dari rotan, kulit hewan atau pohon, atau rumbai dedaunan kering.
Semuanya memiliki satu fungsi, menutupi bagian tubuh tertentu, dan menghangatkan badan di udara tropis bagi mereka yang gemuk atau kurus, dengan payudara besar atau kecil.
Sementara di belahan bumi lain yang berudara lebih dingin, seperti negara asal Lopez, perempuan menggunakan berlapis-lapis pakaian untuk menutup tubuh bagian atas. Perempuan menggunakan korset sebagai pakaian dalam untuk menahan udara dingin, membentuk tubuh ideal yang menggairahkan pria.
Kutang tak hanya sekadar penutup dada, barang yang berharga. Tapi juga menawarkan hal lain: menonjolkan sensualitas tubuh perempuan tanpa membuatnya tampak cabul.
Mereka yang memiliki payudara kecil, bisa menggunakan push-up bra dengan bantalan busa, sehingga bisa tampak lebih besar. Jika khawatir payudara akan turun, ada bra berkawat yang siap menjaga penampakan si buah dada.
Baca juga: Korset dan Standar Tubuh Wanita Ideal dari Masa ke Masa