Benarkah Adolf Hitler Masuk Islam dan Mati di Indonesia?
https://www.naviri.org/2018/12/adolf-hitler-masuk-islam.html
Naviri Magazine - Berdasarkan sejarah, Adolf Hitler disebut tewas dalam bunker di Jerman, ketika negaranya kalah dalam Perang Dunia II. Dia menembak dirinya sendiri, sementara istrinya, Eva Braun, bunuh diri dengan meminum racuin sianida.
Namun, belakangan muncul bukti-bukti baru bahwa Adolf Hitler sebenarnya melarikan diri ke Indonesia, bekerja sebagai dokter di Sumbawa, bahkan kemudian mati di sini.
Ada kesaksian dari dr Sosro Husodo saat bertemu dengan Hitler, ketika pria asal Jerman itu di Sumbawa Besar. Dan semuanya dilengkapi dokumen-dokumen pendukung serta foto-foto yang akurat.
Hitler yang terkenal sangat bengis di abad ke 20, ternyata bersembunyi di Indonesia sejak tahun 1954 sampai dengan tahun 1970.
Sebelumnya, keberadaannya tercium oleh Sekutu (AS, Uni Soviet, Inggris, dan Prancis), yang selanjutnya diusut oleh pemerintah Israel yang terus-menerus mengejar para tokoh Nazi.
Pada tahun 1954, Adolf Hitler masuk ke Indonesia dengan menggunakan nama palsu, dr Poch.
Pada awalnya, dr Poch tinggal di Dompu, lalu pindah ke Bima. Selanjutnya pindah ke Kabupaten Sumbawa Besar, kemudian bekerja menjadi dokter di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumbawa Besar.
Seluruh penduduk pulau Sumbawa kenal dengan dokter ini, yang dipanggil dengan julukan “dokter Jerman”. Surat keputusan dari Presiden Indonesia menyebutkan bahwa dr Poch (Hitler) resmi menjadi warga negara Indonesia.
Salah satu peninggalan Adolf Hitler, yang meninggal pada 15 Januari 1970 di Surabaya, adalah buku catatan kecil berwarna cokelat, ukuran 9×16 cm, dengan tebal 44 cm.
Di dalam buku itu tertulis puluhan address book teman-teman dan kolega Hitler yang sama, seperti yang ada di sejarah Eropa. Begitu pula tulisan tangan yang dibuatnya di buku-buku tersebut sangat identik, dan mirip dengan tulisan tangan Hitler.
Buku ini mempunyai arti yang sangat besar, karena merupakan salah satu bukti otentik yang menyatakan bahwa “dr Poch” adalah Adolf Hitler.
Kemudian, Hitler bertemu dengan seorang gadis bernama Sulaesih, yang sedang menggembara ke Sumbawa Besar, yang akhirnya dilamar oleh Hitler.
Tidak lama setelah dr Poch melamar Sulaesih, dia memeluk agama Islam pada tahun 1964, yang disaksikan oleh Ketua Kantor Agama di Sumbawa, dan mengganti namanya menjadi Abdul Kohar. Pada tahun 1965, Hitler pun menikahinya.
Aries Zulkarnaen, salah satu saksi keberadaan dr Poch, pada tahun 2010 lalu mengatakan dokter itu punya dua kepribadian yang bertolak belakang; pemarah, namun sering bercanda dengan warga.
“Dia pemarah, banyak memberi resep dengan mulut [menyebutkan nama obat]. Tapi kalau ada yang tanya lagi, dia bilang, kan sudah saya bilang,” kata Aries. Poch juga akan marah jika pasiennya menyebut penyakit yang mereka derita.
“Apa kamu dokter?” kata Aries, menirukan ucapan yang sering diucapkan Poch. Ditambahkan Aries, Poch yang dia kenal juga humoris. “Nggak takut guyon dengan masyarakat,” kata dia.
Yang paling menonjol dari Poch, ungkap Aries, adalah caranya menyetir mobil jeep kap terbuka. “Jalan-jalan di Sumbawa dulu belum bagus, tapi dia menyetir dengan satu tangan. Luar biasa,” kata Aries. “Itu tanda-tanda dia mantan tentara.”
Meski tak pernah menyangka bahwa Poch adalah Hitler, Aries mengaku masyarakat memperkirakan dia mantan tentara Nazi. “Dia sangat enerjik, kelihatan sekali tentaranya. Warga saat itu sudah mengira dia mantan tentara NAZI,” jelas dia.
Sebelumnya, di harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983 terdapat sebuah artikel tentang Hitler. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama ‘Hope’ di Sumbawa Besar.
Dr Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar, tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Orang itu diduga Hitler.
Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal. Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul.
Kondisi ini diyakini mirip gambaran Hilter di masa tuanya, yang ditemukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun.
Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.
Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala itu mulai terjadi, Poch bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, “Ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu, bahwa kau memukuli meja berkali-kali,” jelas Sulastri.
Sulastri sudah tahu mengenai peristiwa tersebut sejak beberapa tahun sebelumnya, karena suaminya telah menceritakan kejadian-kejadian masa lalunya tersebut kepadanya.
Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal pada Hilter. Kata Sosro, istri Poch beberapa kali memanggil suaminya ‘Dolf’, yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.
Baca juga: Biografi Leo Tolstoy, Novelis Rusia Paling Terkenal di Dunia