Kapolri Ungkap Alasan Nonaktifkan Ferdy Sambo
https://www.naviri.org/2018/11/yang-dipikirkan-perempuan-tentang-malam-pertama.html
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa penyidik kepolisian sempat ketakutan saat mengusut kasus kematian Brigadir J.
Pengakuan Kapolri tentang kuatnya Ferdy Sambo saat menjadi Kadiv Propam Polri diceritakan kepada jurnalis senior Budiman Tanuredjo di Satu Meja The Forum. Cuplikan video itu ditayangkan di akun instagram @satumejaforum pada Rabu (7/9/2022).
Dalam keterangannya, Kapolri mengaku akhirnya memutuskan untuk menonaktifkan Ferdy Sambo sebagai Kadiv Propam Polri. Keputusannya itu diambil, setelah mantan Kabareskrim Polri itu menerima informasi intimidasi yang diterima sejumlah penyidik yang terlibat pengusutan kasus kematian Brigadir J.
“Kita minta untuk Sambo kita no aktifkan saat itu, karena kami dapatkan informasi-informasi ada kesulitan dari Timsus saat itu untuk bekerja dengan baik,” ucap Listyo.
Saat itu kata Listyo, ia mulai mendalami kasus kematian Brigadir J yang tewas di rumah atasannya sendiri yakni Ferdy Sambo. Saat didalami, ia mendapat informasi ada upaya penghalang-halangan penyelidikan kasus.
“Kemudian saya dalami dan saya dapat informasi bahwa ada upaya haling-halangi, intimidasi,” jelas Listyo.
Bukan hanya itu, Listyo juga menemukan adanya upaya Ferdy Sambo membuat cerita sesuai skenario yang dirancangnya untuk disampaikan ke orang-orang yang punya pengaruh.
Ketika itu kata Listyo, sejumlah penyidik juga sempat takut dengan pengaruh besar Ferdy Sambo di Mabes Polri. Disebut bahwa siapa saja yang mencoba membongkar kasus itu akan berhadapan langsung dengan Ferdy Sambo.
“Penyidik pun sempat takut saat itu. Karena ada bahasa-bahasa bahwa mereka semua akan berhadapan dengan yang bersangkutan (Ferdy Sambo),” tuturnya.
Pertemuan kapolri dan Ferdy Sambo
Dalam kesempatan sama, Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga mengaku sempat bertemu mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo saat kasus penembakan Brigadir J mencuat. Sebab, Ferdy Sambo menceritakan skenario penembakan Brigadir J sesuai dengan versinya. Di mana kematian Brigadir J dilatarbelakangi dengan peristiwa tembak menembak para ajudan antara Bharada E dan Brigadir J.
Skenario polisi tembak polisi itu diceritakan Ferdy Sambo ke sejumlah pihak termasuk ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Memang awalnya agak sulit karena memang di awal-awal saudara FS ini menceritakan peristiwa skenario yang terjadi di Duren Tiga peristiwa tembak menembak dan itu disampaikan ke banyak orang termasuk saya,” ucap Kapolri.
Saat bertemu dengan Ferdy Sambo, Kapolri mengaku sempat meminta Kadiv Propam itu agar menceritakan hal sejujurnya terkait kematian anak buahnya di rumah dinas Duren Tiga.
“Saat itu saya tanya ke yang bersangkutan, kamu jujur, kamu terlibat atau tidak,” jelas Kapolri.
Ia juga mengaku sempat menyatakan kepada Ferdy Sambo bahwa kasus tersebut akan diusut sesuai fakta.
“Saya tanyakan karena saya akan proses ini sesuai fakta, jadi kalau kira-kira peristiwa tidak seperti itu ceritakan, tapi kalau seperti itu nanti kita buktikan sesuai fakta,” tuturnya.
Listyo mengaku dua kali menanyakan hal tersebut kepada Ferdy Sambo. Namun, Ferdy Sambo selalu membantah mengenai keterlibatannya dalam kematian sang ajudan di rumah dinasnya tersebut.
Belakangan, setelah kesaksian demi kesaksian dan bukti demi bukti terungkap, Ferdy Sambo akhirnya mengakui keterlibatannya.