Kenali 4 Jenis Wanita yang Tidak Masuk Kriteria Istri Idaman
https://www.naviri.org/2018/11/wanita-yang-tidak-masuk-istri-idaman.html
Naviri Magazine - Setiap wanita memiliki daya tarik sendiri-sendiri yang unik. Di sisi lain, para pria pun mungkin jatuh cinta pada wanita karena sifat-sifatnya yang unik. Namun, nyatanya tidak semua yang unik itu menyenangkan. Ada juga yang mungkin memberi dampak kurang baik.
Sayangnya, pria lebih mudah dibutakan oleh kecantikan, sehingga tidak menyadari bahwa perempuan di hadapannya termasuk kategori “sulit”, bukan sulit ditaklukkan tetapi sulit dipahami dengan cara kita berpikir.
Padahal bila tujuan hubungan adalah pernikahan yang bahagia, baik pria maupun wanita harus memilih yang paling cocok untuk mereka, bukan dari sisi fisik, namun lebih pada sifat-sifatnya. Kebanyakan pria, se-macho apapun, berharap menemukan pasangan yang bisa mendukung, dan bisa diandalkan dalam situasi baik atau buruk.
Nah, bila Anda bukan manusia super yang memiliki hati seluas samudera, maka ada beberapa jenis perempuan yang sebaiknya tidak Anda pertimbangkan untuk menjadi istri Anda. Berikut adalah sifat-sifat kurang baik menurut psikolog Marni Feuerman, penulis sekaligus terapis masalah perkawinan.
Si Pengeluh
Banyak pria merasa berarti ketika mendengarkan perempuan yang curhat soal masalahnya. Karena si perempuan butuh orang yang mau mengerti dan si pria suka dengan perasaan menjadi pahlawan, tak jarang keduanya lalu jatuh cinta. Tentu tidak ada yang salah dengan hal itu.
Tapi Anda harus mulai waspada bila dia terlalu sering curhat untuk masalah yang berbeda-beda. Anda harus bertanya-tanya, mengapa ia selalu memiliki masalah? Mengapa hal-hal buruk terjadi padanya? Jangan-jangan ia memang memiliki sifat yang membuatnya sering bermasalah dengan orang lain, atau dia menganggap segala sesuatu sebagai masalah.
Bila Anda menjadikan dia sebagai pasangan hidup Anda, maka bersiap-siaplah mendengar keluhan sepanjang waktu. Hari-hari Anda mungkin menjadi kurang ceria karena segala sesuatunya dianggap tak sempurna.
Bagaimana bila suatu saat Anda butuh seseorang untuk menguatkan Anda di saat sulit? Jangan-jangan Anda tidak punya kesempatan untuk mengeluh, karena semua sudah diborong pasangan Anda.
Si Psiko
Mungkin terdengar kasar jika menyebutnya sakit jiwa. Tapi itulah kenyataan untuk menyebut mereka yang terganggu kepribadiannya. Gangguan ini bisa muncul dalam perilaku yang menurut kita “ajaib”. Misalnya, dengan cepat berubah mood, dari senang menjadi sebal tanpa alasan jelas, atau marah-marah untuk hal sepele.
Si Pemarah
Bila Anda mendambakan kehidupan rumah tangga yang damai, pasangan dengan sifat pemarah jelas tidak cocok. Anda tentu tidak ingin menyetel musik metal keras-keras setiap hari untuk mengimbangi amarahnya, kan?
Si Pengendali
Ini adalah jenis perempuan yang berperilaku seperti bos. Ia adalah satu-satunya pengambil keputusan, dan tidak menganggap usulan pasangannya sebagai sesuatu yang patut dipertimbangkan. Ia yang menentukan ke mana Anda harus mengajaknya makan, pakaian apa yang harus Anda pakai, dengan siapa Anda boleh bergaul, dan hal-hal lain.
Pasangan yang sangat mendikte ini akan menjauhkan para pria dari teman-temannya. Lama kelamaan, Anda akan kehilangan harga diri. Maka, sudah saatnya Anda meninggalkan dia, dan mendapatkan kembali kehidupan merdeka Anda.
Si Penuntut
Anda tentu suka bila dirindukan pasangan, atau merasa senang bila pasangan mengingatkan agar Anda tidak lupa makan. Tapi bayangkan bila pasangan begitu posesif, sehingga Anda tidak boleh meninggalkan dia meski hanya sebentar.
Bayangkan bila tiap 30 menit dia menanyakan Anda ada di mana. Bayangkan bila setiap Anda terlambat membalas pesannya, atau tidak segera mengangkat telepon, dia akan merajuk.
Memiliki pasangan seperti ini bakal membuat gerak Anda terbatas. Lupakan kumpul bersama teman-teman, lupakan nonton konser ramai-ramai, lupakan juga hobi Anda, karena setiap saat Anda harus siap melapor.
Nah, bila saat ini Anda mengencani orang yang memiliki salah satu sifat tersebut, pikirkan kembali dampaknya terhadap hidup Anda. Dengan sifat-sifat seperti itu, akan sulit menciptakan kebahagian dalam rumah tangga. Bukankah kita menginginkan keluarga yang harmonis dan penuh cinta?
Baca juga: Persoalan Uang Belanja dan Uang Nafkah Dalam Rumah Tangga