Tips Penting untuk Penderita Maag yang Ingin Traveling
https://www.naviri.org/2018/11/tips-penting-untuk-penderita-maag.html
Naviri Magazine - Maag umumnya terkait dengan jadwal makan yang teratur. Karenanya, orang yang makannya tidak teratur rentan terkena maag. Karenanya pula, orang yang telah menderita maag biasanya juga akan selalu ingat untuk makan secara teratur, sesuai jadwal harian yang biasa dilakukan.
Jika seorang penderita maag ingin traveling, melancong, atau jalan-jalan ke luar kota, tapi khawatir dengan penyakitnya, apa yang harus dilakukan?
Karena, apa jadinya kalau tengah melancong, gangguan pada lambung tiba-tiba muncul? Bukannya jadi liburan seru, malah menyedihkan tentunya. Penderita sakit maag memang perlu persiapan sebelum berangkat, dan tentunya lebih disiplin selama perjalanan.
Sebab, sakit maag atau tukak lambung, atau peradangan yang menyebabkan pencernaan terasa sakit, mulas, dan perih, ini bisa menyerang seseorang kapan dan di mana pun. Tapi tentunya ini bukan hambatan untuk mendatangi berbagai destinasi wisata, asal patuhi aturan dari ahli medis.
Dokter Epistel Simatupang, SpPD-KGEH, ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Siloam, TB Simatupang, Jakarta Selatan, mengatakan salah satu pemicu munculnya penyakit maag ialah konsumsi obat-obatan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), atau yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan anti-inflamasi (anti-radang).
“Saat melakoni perjalanan, orang sering mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, seperti asam mefanamat atau aspirin, untuk menghilangkan nyeri, juga jamu-jamuan penepis gejala masik angin. Padahal kita tidak sadar kalau di dalamnya mungkin terdapat kandungan yang bakal berefek ke lambung, dan menyebabkan iritasi,” kata Epistel.
Telat makan, menurut dia, justru bukan masalah besar bagi para pelancong, terutama yang mengidap penyakit lambung. Peradangan di lambung ini tak bakal menghantui bila waktu makan terlewat. Misalnya, seseorang punya kebiasaan makan siang pukul 12.00, dan lantaran tengah melancong ia lupa harus mengisi perut di waktu tersebut dan baru ingat satu atau dua jam setelahnya.
“Tak masalah (telat makan). Sebab, penyakit lambung itu muncul karena ada pemicunya, yakni dari obat-obatan atau makanan yang menyebabkan maag,” kata Epistel.
Gangguan penyakit maag memang akan muncul kala seseorang menyantap makanan dengan jenis tertentu, yang memicu kenaikan asam lambung, seperti yang mengandung citarasa sangat asam atau sangat pedas; cabai, mangga muda, cuka, dan merica.
Makanan tersebut bisa merangsang reaksi munculnya nyeri perut, lantaran merusak dinding lambung. Karena itu, kala “menyatroni” penjaja kudapan di lokasi wisata, pelancong harus pintar-pintar memilih penganan yang sekiranya tak menyiksa tubuh. Juga bila ingin menyantap penganan khas yang pedas, penderita harus bisa mengontrol diri.
Selain itu, makanan yang sulit dicerna lambung turut menjadi momok utama bagi penderta maag. Contohnya, penganan yang mengandung lemak terlalu tinggi, seperti gorengan, kue, keju, dan cokelat.
Buat para pegiat jalan-jalan, makanan ini memang menjadi godaan utama. Namun, supaya petualangan tak terganggu, sebaiknya menahan diri dulu menyantap penganan itu dalam porsi yang banyak. Cukup icip-icip supaya lidah tak penasaran.
Epistel menyampaikan apa saja pertolongan pertama yang perlu dilakukan kepada penderita maag:
Kunyah daun mint
Segera cari restoran yang menyediakan minuman dengan campuran daun mint, lalu kunyah daun tersebut. Khasiatnya diketahui bisa menetralkan asam lambung yang berlebihan.
Jangan stres
Istirahat cukup dan tidak banyak memikirkan hal-hal yang membikin stres. Sebab, tekanan bisa menaikkan asam lambung. Mengelola emosi penting buat meredakan gejala maag.
Minum air hangat
Air hangat bisa sedikit meredakan rasa nyeri yang muncul saat gangguan tiba-tiba menyerang.
Makan yang lunak
Segera mengonsumsi makanan yang memiliki tekstur lunak, seperti bubur. Bubur sangat mudah dicerna lambung, dan tidak membebani sistem pencernaan saat bekerja “menggiling” makanan.
Baca juga: Perbedaan Nyeri Dada karena Masalah Jantung dan Masalah Lambung