Ngeri, Rusia Akan Menghidupkan Kembali Binatang-binatang Purba!
https://www.naviri.org/2018/11/rusia-akan-menghidupkan-hewan-purba.html
Naviri Magazine - Di masa lalu, ada hewan-hewan luar biasa besar, yang disebut dinosaurus. Selain dinosaurus, ada pula mammoth, yaitu gajah purba yang ukurannya juga luar biasa besar. Dalam film Jurrasic Park, kita menyaksikan bagaimana hewan-hewan itu dihidupkan kembali dengan teknologi kloning. Mungkinkah hal itu bisa dilakukan di dunia nyata?
Ada kabar yang mengejutkan dari Rusia. Negara itu berencana membuat Jurrasic Park di dunia nyata, dan akan menghidupkan kembali binatang-binatang purba semisal mammoth dan binatang-binatang besar lainnya.
Mammoth berbulu merupakan salah satu spesies awal gajah, dan merupakan hewan yang sangat terkenal pada zaman es. Mammoth merupakan nenek moyang gajah, dan ukurannya tidak jauh berbeda dari gajah Afrika yang hidup saat ini. Dan Rusia berencana menghidupkan mammoth lagi.
Dilansir Express, Rusia sedang bersiap membangun sebuah fasilitas kloning senilai 4,5 juta poundsterling (Rp86,7 miliar), untuk menghidupkan kembali gajah dan badak berbulu raksasa serta hewan lainnya, yang telah punah puluhan ribu tahun lalu.
Fasilitas yang mirip pusat Jurassic Park itu disebut akan menjadi "pusat ilmiah paleo-genetik dunia". Fasilitas ini akan dibangun di kota terdingin di dunia, Yakutsk, di bagian timur laut negara itu.
Yakutsk, atau biasa disebut Yakutia, adalah ibu kota Sakha Republik yang kaya berlian. Rencananya, proyek tersebut akan diresmikan saat Presiden Vladimir Putin menjadi tuan rumah Eastern Economic Forum ke-4.
Pembuatan laboratorium kloning ini bermula dari banyaknya penemuan fosil yang terkubur di permafrost (tanah beku) Siberia.
Menurut Siberian Times, hampir 80 persen sampel yang ditemukan di sana berasal dari hewan Pleistocene dan Holocene, yang jaringan lunaknya telah terawetkan dengan sempurna selama puluhan ribu tahun.
Diharapkan dengan keberadaan laboratorium kloning itu, para peneliti juga bisa mendapatkan informasi dan pemahaman lebih baik tentang biologi, di balik beberapa makhluk terbesar yang pernah berkeliaran di Bumi.
Semasa hidupnya, mammoth berbulu tinggal bersama manusia purba yang memburu hewan itu untuk menggunakan tulang dan taringnya sebagai perkakas, tempat berlindung, dan makanan.
Hewan yang mampu membawa muatan maksimum 6.000 kg itu menghilang dari habitatnya pada akhir era Pleistocene, sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Namun, populasi hewan yang terisolasi diyakini selamat. Mereka menjadi penyintas di Pulau St. Paul, Alaska, hingga 5.600 tahun lalu; dan di Pulau Wrangel, Rusia, pada 4.000 tahun lalu.
Adapun proposal pembangunan laboratorium kloning ini akan dipresentasikan oleh Northern-Eastern Federal University (NEFU) di Yakutsk. NEFU kebetulan sudah terlibat jauh dalam kolaborasinya dengan para ilmuwan dari Korea Selatan, yang dipimpin oleh ahli kloning, Profesor Hwang Woo-Suk.
Peneliti terkemuka Pusat Internasional untuk Penggunaan Kolektif "Paleontologi Molekuler" dari Institut Ekologi Terapan Utara NEFU, Dr Lena Grigorieva, mengatakan Yakutsk memang tempat paling unik di dunia dan tak ada duanya.
"Universitas ini telah menjalin kerjasama erat dengan SOOAM Biotech Research Foundation, Korea Selatan. Kami tidak hanya mempelajari hewan Pleistocene, kami juga mempelajari studi tentang sejarah pemukiman di Timur Laut Rusia," kata Dr Grogorieva.
"Kelompok etnis Utara memiliki struktur genetik kuno yang unik. Studi semacam ini akan membantu studi penyakit genetik langka, diagnosis, dan pencegahannya pada manusia," pungkasnya dalam Mirror.
Selain dengan Korea Selatan; para ilmuwan Rusia juga menjalin hubungan dengan ahli genetika Universitas Harvard, Profesor George Church. Ia pun berencana memasukkan DNA mammoth yang ditemukan tersimpan sempurna 42 ribu tahun lalu, ke embrio gajah Asia pada 2020.
"Kami telah menghidupkan kembali lusinan gen, dan menguji mereka dalam sel gajah. Saat ini kami akan fokus pada gen mammoth, dan membuat hibrida gajah-mammoth untuk disebarkan ke iklim yang sangat liar dan Arktik," kata Church kepada The Sun.
Dengan menggunakan teknik rekayasa genetika yang disebut penyuntingan gen CRISPR-Cas9, tim ilmuwan dapat "memotong dan menempel" untaian DNA ke dalam sel induk gajah dengan presisi yang tidak terlihat sebelumnya, hingga membuka jalan bagi embrio mammoth berbulu.
Jika rencana itu berhasil, maka akan tercipta hibrida gajah-mammoth baru. Setidaknya proses ini membutuhkan waktu 22 bulan. Nantinya, spesies tersebut akan dilepas-liarkan bebas di Siberia's Pleistocene Park.
Baca juga: Rubah Kutub, Hewan yang Bisa Berganti Warna Tubuh