Nasib Media Cetak, Hancur di Banyak Negara tapi Berjaya di India
https://www.naviri.org/2018/11/nasib-media-cetak.html
Naviri Magazine - Seiring makin masifnya penetrasi internet, media cetak makin tergusur dari tempatnya. Pasalnya, dengan internet, orang bisa membaca dan mencari berita apa pun yang diinginkan, tanpa harus menunggu terbitnya koran atau majalah.
Kenyataan itu berbeda dengan masa lalu, ketika media cetak menjadi satu-satunya sarana untuk bisa memperoleh berita dan informasi. Kini, dengan kecanggihan teknologi, orang bisa mengakses berita semudah menjentikkan jari tangan. Hasilnya, media cetak mulai berguguran, dari waktu ke waktu.
Senja kala media cetak kian nyata saat beberapa tabloid, majalah, dan koran nasional satu per satu lenyap meninggalkan pelanggan setianya.
Sebut saja di antaranya Majalah Jasa Keuangan Indonesia, Tabloid Gaul dan Harian Jurnal Nasional gugur pada tahun 2014. Setahun berselang, menyusul Koran Tempo Minggu dan Harian Bola yang juga gulung tikar pada tahun 2015.
Hingga Agustus 2018, tercatat lebih dari 20 media cetak lenyap dari peredaran. Hal ini jadi satu bukti bahwa eksistensi media cetak memang sedang kembang kempis dipertahankan.
Tuntutan zaman yang memerlukan pemberitaan serba praktis, secara tak langsung turut mempengaruhi kebiasaan masyarakat saat membaca berita. Perilaku tersebut kemudian menjadi sebuah kebutuhan yang mau tak mau memaksa para pelaku media cetak untuk beradaptasi dengan teknologi terkini.
Menurunnya penjualan majalah dan koran tak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa perusahaan media cetak dunia juga mengalami kegagalan serupa.
Sebut saja media kenamaam seperti Time Inc. yang resmi bangkrut pada Februari 2018, setelah lebih dari 95 tahun menemani pembaca setianya. Produk andalan Time Inc. seperti majalah Time, Fortune, hingga People, kini diambil alih oleh Meredith Corporation.
Namun, senja kala media cetak tampaknya tak berlaku di India. Malahan, pertumbuhan surat kabar di India meningkat 5 persen per tahun, dan mencetak lebih dari 23 juta kopi per hari antara tahun 2006 dan 2016.
Menurut CNN Business, yang dikutip dari Biro Sirkulasi Audit India, langganan berbayar surat kabar di India tumbuh sebanyak 32 persen pada tahun 2013 dan 2015.
"India merupakan negara dengan masa depan media cetak yang terang," kata Biro Sirkulasi Audit India kepada CNN Business.
Sebaliknya, penurunan konsumsi media cetak terjadi di Amerika Serikat (-3%), Prancis (-6%), Jerman (-9%), dan Inggris (-12%).
India beruntung karena ada lebih dari 7 ribu perusahaan yang beriklan di media cetak. Hal ini jelas membantu finansial majalah dan koran untuk bertahan, saat Google dan Facebook mencoba menggiring 1,3 miliar penduduk India ke media daring.
Bila hal ini terus mengalami pertumbuhan, diperkirakan jumlah pendapatan iklan media cetak di India akan mencapai 300 miliar rupee, atau setara dengan 4,5 miliar dolar AS pada tahun 2021. Naik 100 miliar rupee dari pendapatan iklan di tahun 2016 yang mencapai 200 miliar rupee di tahun 2016.
Baca juga: Majalah dan Tabloid Populer yang Kini Berhenti Terbit