Masalah Klasik di Antara Hubungan Menantu dan Mertua

Masalah Klasik di Antara Hubungan Menantu dan Mertua

Naviri Magazine - Ketika kita menikah dengan seseorang, ketika itu pula kita mendapatkan orang tua baru yang lazim disebut mertua. Bagaimana pun, ketika dua orang menikah, yang dipersatukan dari pernikahan itu bukan hanya dua mempelai, tapi juga dua keluarga dari masing-masing mempelai.

Dalam hal itu, ada masalah klasik yang biasa ada dalam hubungan antara menantu dan mertua. Tidak selamanya mertua cocok dengan menantu, atau sebaliknya. Ketika ketidakcocokan itu terjadi—apa pun alasannya—hubungan pun tidak bisa berlangsung harmonis.

Dalam penelitian berjudul "In-Law Relationships Before and After Marriage" (2012), Karen L. Fingerman dkk menyebutkan bahwa relasi mertua-menantu adalah hubungan yang unik. Selain karena fakta bahwa tiap orang yang terlibat di dalamnya adalah orang dewasa, relasi ini bersifat non-sukarela dan didasarkan pada keberadaan pihak ketiga, yakni sang anak dari mertua tersebut.

Ibu mertua, tulis Fingerman dkk, biasanya lebih dominan ketimbang bapak mertua karena interaksi yang lebih tinggi antara ibu mertua dengan menantu. Walhasil, karena kedekatan itulah ibu mertua seringkali lebih emosional ketimbang bapak mertua.

Menurut studi yang sama, selama 50 tahun terakhir muncul stereotip bahwa relasi dengan ibu mertua adalah hubungan keluarga yang paling problematis. Padahal, psikolog Terri L. Orbuch dkk, dalam riset bertajuk "Early Family Ties and Marital Stability Over 16 Years: The Context of Race and Gender" (2013), menuliskan bahwa baik-buruknya relasi antara mertua-menantu dapat berdampak pada stabilitas hubungan perkawinan menantu.

Di awal masa pernikahan, lanjut Orbuch, perasaan kedekatan pasangan dengan mertua sangat penting bagi masa depan perkawinan. Meski demikian, menantu perempuan—ketimbang menantu laki-laki—lebih sering mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan mertua.

Studi garapan para peneliti dari University of Cambridge Center of Family Research dan the Stand Alone Institute semakin menegaskan hal ini.

Melibatkan 807 responden, studi berjudul "Hidden Voices: Family Estrangement in Adulthood" ini mengemukakan bahwa salah satu penyebab kerenggangan dalam keluarga adalah kerenggangan dalam hubungan antara istri dengan mertua dari pihak suami.

Salah satu komentar dari responden menggarisbawahi hal tersebut. Ia menulis: "Anak saya dan saya memiliki hubungan yang sangat kuat selama 25 tahun. Ia kemudian bertemu calon istrinya, dan perlahan hubungan kami dengan dia dan semua orang di sekelilingnya terputus."

Baca juga: Tips Keluarga: Saran Bila Anda Berkonflik dengan Mertua

Related

Relationship 4082243098056396956

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item