Lost in Translation, Film Tentang Cinta yang Menghanyutkan
https://www.naviri.org/2018/11/lost-in-translation.html
Naviri Magazine - Lost in Translation adalah film panjang kedua Sofia Coppola, putri Francis Ford Coppola, setelah The Virgin Suicides (1999). Meski lahir dalam nama besar Coppola, ia memutuskan film keduanya diproduksi secara indie.
Sofia pada mulanya menulis naskah Lost in Translation sebagai cerpen, yang kemudian dikembangkan selama enam bulan jadi 70 halaman naskah film. Draf itu benar-benar personal buatnya. Ia sendiri sejak awal memang sudah membayangkan Bill Murray sebagai Bob, dan Park Hyatt Tokyo Hotel sebagai lokasi pengambilan gambar.
Saking personalnya, Sofia benar-benar detail mempersiapkan semua adegan. Ia ingin para penonton benar-benar merasakan hubungan Bob dan Charlotte seperti apa yang ia visikan. Bahkan ketika ayahnya menyarankan untuk mengambil semua gambar di Lost in Translation dengan digital, Sofia menolak. Ia lebih memilih mengambil gambar dengan film.
“Benar yang dijawab Sofia. Shoot on film bikin looks filmnya ‘melancholic, romantic feeling’, dan aku sepakat,” kata Senja.
“Selalu mengerikan untuk membuat sesuatu yang personal, karena kau meletakkan siapa dirimu sebenarnya di sana,” kata Sofia pada IndieWire.
Tapi, ia tak pernah menyangka bahwa film itu dapat banyak apresiasi. Dan punya basis penggemar yang besar. Secara angka, film indie yang dibikin dengan bujet 4 juta dolar AS ini berhasil meraup keuntungan sampai 119 juta dolar AS. Bahkan jadi satu-satunya karya Sofia yang pernah dapat Oscar.
Salah satu yang paling diingat dan dibicarakan dari film itu memang adegan terakhirnya. Dalam naskah aslinya, kalimat misterius yang dibisikkan Bob pada Charlotte adalah: “I know, I’m going to miss you too.” Tapi, Murray melakukan improvisasi, dan Sofia menyetujuinya.
“Untungnya, aku membuat film itu tanpa studio, jadi aku bisa membuatnya persis seperti bagaimana aku ingin membuatnya.”
Tentang ujung film yang misterius itu, Sofia bilang, “Biarkan itu di antara mereka saja. Kita cukup perlu tahu bahwa minggu itu berarti sesuatu buat mereka berdua, dan itu memengaruhi mereka ketika kembali ke kehidupan masing-masing. Orang-orang selalu bertanya kepada saya, apa yang dikatakan? Saya selalu menyukai jawaban Bill: bahwa itu di antara kekasih itu saja—jadi saya akan berhenti di situ.”
Baca juga: Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald Mendapat Banyak Ulasan Buruk