#CrazyRichSurabayans, Kisah Orang-orang Super Kaya di Surabaya
https://www.naviri.org/2018/11/kisah-orang-orang-kaya-surabaya.html
Naviri Magazine - Ketika film Crazy Rich Asian muncul di bioskop, banyak orang tertarik dengan gaya hidup orang-orang super kaya itu. Belakangan, film tersebut juga memunculkan fenomena unik di Indonesia, yaitu munculnya tagar #CrazyRichSurabayans di Twitter.
Semula, tagar #CrazyRichSurabayans hanya ditujukan untuk guyonan sesama pengguna Twitter. Namun, seiring dengan itu, muncul kisah-kisah mencengangkan terkait orang-orang super kaya di Surabaya, yang ternyata tidak kalah dibanding orang-orang kaya dalam film Crazy Rich Asian.
Akun @sari2703, misalnya, berkisah soal hadiah ulang tahun anak orang kaya di Surabaya. Sang ayah merupakan pemilik hotel dan pusat perbelanjaan di Kota Pahlawan.
Saat anaknya berulang tahun ke-17, ayahnya memberinya hadiah Toyota Harrier. Kalau melongok di internet, harga mobil ini kurang lebih Rp 1,2 miliar. Ya, harga mobil ini memang mahal karena tak dirakit di dalam negeri, tapi diimpor dari Jepang. Anak yang baru gede ini belum lama belajar menyetir.
Walhasil, Toyota Harrier yang masih kinclong itu pun mencium pagar. “Bukannya dibawa ke bengkel, si anak malah dibeliin Harrier baru lagi,” @sari2703 menulis. Dia mungkin hanya bisa meringis melihat betapa entengnya bapak itu merogoh dompet untuk membeli sekaligus dua mobil semahal itu.
Lain pula cerita @oktvr. Dia bercerita disewa oleh seorang pengusaha di Surabaya untuk membuat pesta kejutan ulang tahun istrinya. Singkat cerita, satu ruang besar di Hotel Java Paragon di Jalan Mayjen Sungkono sudah disewa. Ternyata, cuma dipakai sangat singkat. Sekadar untuk acara tiup lilin di kue ulang tahun dan berkaraoke sekadarnya.
Hidangan yang sudah disediakan tak disentuh sama sekali. “Mereka sudah pesan hotel di seberang jalan untuk makan malam,” @oktvr menulis.
Hal seperti itu rupanya biasa saja bagi mereka. Saat suaminya berulang tahun, istrinya menyewa satu ruang bioskop di pusat perbelanjaan besar di Surabaya, hanya supaya bisa menonton film berdua dengan sang suami. Tak boleh ada penonton lain.
Bagi banyak orang di negeri ini, hal seperti itu mungkin hanya ada dalam angan-angan dan tak pernah jadi kenyataan.
Baca juga: Benarkah Generasi Milenial Indonesia Tak Mampu Beli Rumah