Kisah Misterius Tentang Dajjal yang Sangat Jarang Diceritakan
https://www.naviri.org/2018/11/kisah-misterius-tentang-dajjal.html
Naviri Magazine - Kita mungkin sudah sering mendengar atau membaca kisah mengenai Dajjal, yang kemunculannya di bumi menjadi salah satu tanda penting akan datangnya kiamat. Tetapi, sebenarnya siapakah Dajjal, dan siapa orang tuanya? Kapan ia dilahirkan, dan di mana ia hidup sekarang?
Dajjal sebenarnya istilah bagi seorang pembohong besar yang yang membuat berbagai hal menjadi rancu, dan mencampur-baurkan antara yang hak dan bathil dengan tujuan menyesatkan manusia.
Dajjal adalah manusia biasa yang lahir dari pasangan sedarah. Dari perkawinan sedarah inilah Dajjal terlahir secara prematur, dan mata sebelahnya menjadi buta.
Nama asli Dajjal adalah Samiri atau Musa Bin Ja’far Samiri, yang berasal dari suku Samirah, salah satu suku dari bani Israil saat itu. Ayahnya bernama Ja’far, yang menikah dengan saudaranya sendiri, dan menjadi penyembah patung sapi betina.
Jadi, di zaman itu ada dua orang dari bani Israil yang bernama Musa. Satunya Musa Samiri atau Dajjal, sedangkan satunya lagi adalah Musa Bin Imron yang kelak nanti dikenal dengan Nabi Musa A.S.
Dajjal kecil yang terlahir prematur lebih sering tidur dan tidak mau menyusui, sehingga payudara ibunya mengalami pembengkakan besar yang terasa sangat panas dan menyakitkan, sehingga berselang dua bulan kemudian ibunya meninggal dunia.
Saat ibunya meninggal dunia, saat itu pula terjadi gempa dahsyat yang menimbulkan tsunami, yang seketika meratakan pulau samirah beserta isinya. Kemudian Allah memerintahkan malaikat Jibril agar menyelamatkan Dajjal. Tatkala Jibril datang, ia menemukan Dajjal dalam kondisi mengapung di atas air, dan kemudian di bawa ke dalam goa di sebuah pulau terpencil.
Di pulau tersebut, malaikat Jibril menjaga dan merawat Dajjal. Menurut buku “Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda”, di pulau tersebut dilengkapi berbagai macam kebutuhan makan dan minum, serta rerimbunan pohon hijau yang menjadikan udara di pulau itu sangat segar. Di sanalah Dajjal dijaga oleh Jibril sampai tiba masa remajanya.
Di masa remaja, Dajjal keluar dari persembunyiannya, dan pergi bergabung dengan bani Israil. Ia bercita-cita menjadi tuhan, yang nantinya akan disembah oleh manusia.
Dajjal akhirnya bertemu dengan Nabi Musa A.S. Saat itu Nabi Musa sedang berjalan mengelilingi perumahan yang sunyi, karena masyarakat setempat sedang tidur dan beristirahat di siang hari yang panas. Dari kejauhan, Nabi Musa melihat dua orang sedang berkelahi yang salah satunya adalah Dajjal dari bani Israil, dan dan yang satunya adalah Fatun anak buah Fir’aun.
Dari pertengkaran itu, Dajjal berteriak meminta tolong, dan Musa pun menolongnya dari kekejaman Fatun yang terlihat besar seperti raksasa. Akhirnya Nabi Musa memukul Fatun yang seketika terlempar dan meninggal dunia. Kemudian Musa menyesalinya dan meminta ampun kepada Allah, karena sesungguhnya ia tak bermaksud membunuh orang tersebut.
Kemudian pasukan Fir’aun bekerja keras mencari pelaku pembunuh Fatun. Namun, karena tidak ada yang mengetahui siapa pembunuh prajurit Fir’aun tersebut, mereka hanya bisa menerka-nerka dan terus mencari bukti dengan harapan segera menemukan pelakunya.
Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an, “Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: ‘Hai Musa, apakah engkau hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri ini. Dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian.’ (QS. Al-Qishash: 19)”
Dari ucapan atau perkataan Dajjal inilah, para prajurit Fir’aun mengetahui bahwa pelaku pembunuh Fatun adalah Musa. Maka mereka segera menghadap Fir’aun dan melaporkan hal tersebut.
Saat itu juga, Fir’aun dan para pembesarnya mengadakan rapat untuk mengatur strategi pembunuhan terhadap Musa, namun ada salah seorang sahabat Musa yang mendengar informasi tersebut dan segera memberitahukan kepada Musa agar keluar dari Mesir saat itu juga.
Musa akhirnya keluar dari Mesir secepatnya, sebelum pintu-pintu gerbang Mesir ditutup dengan maksud untuk menangkapnya. Di perjalanan Musa inilah yang nantinya ia bertemu dan menikah dengan seorang wanita yang ternyata adalah anak Nabi Syuaib.
Baca juga: Kisah Dajjal, dari Kelahiran Sampai Menjadi Penguasa Kegelapan