Kisah Mengharukan Bocah yang Menangisi Kematian Ayahnya
https://www.naviri.org/2018/11/kisah-mengharukan-bocah-yang-menangisi-ayahnya.html
Naviri Magazine - Seorang bocah lelaki menangis di samping jenazah ayahnya, dan foto bocah itu tersebar ke dunia maya, hingga mengetuk perasaaan duka serta keprihatinan beribu-ribu orang. Dari foto yang tersebar itu pula, para pengguna media sosial di internet lalu mengumpulkan dana, yang hasilnya mencapai Rp613 juta dalam sehari. Mereka menggalang dana untuk keluarga si bocah.
Adegan dalam foto itu terjadi setelah Anil meninggal dunia, akibat tali yang menurunkannya ke saluran pembuangan terputus, sehingga ia terperosok ke dalam got. Sehari-hari, pria berusia 27 tahun itu bekerja sebagai pembersih got di ibu kota Delhi.
Saat jenazah Anil dibawa ke krematorium, anaknya yang berusia 11 tahun datang dan menangis.
Shiv Sunny, seorang reporter untuk harian The Hindustan Times, menuturkan dirinya mengambil foto itu beberapa menit sebelum Anil dikremasi.
Dia mengatakan bahwa ia "terguncang" saat melihat bocah 11 tahun yang sedang berduka itu.
"Saya adalah wartawan kriminal, dan saya sudah banyak melihat tragedi. Tetapi ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat. Saya hanya ingin menarik perhatian pada kematian pekerja saluran pembuangan," kata Sunny. "Ini (foto) menceritakan kisah penderitaan keluarga."
Sunny mencuitkan foto tersebut, yang kemudian dibagikan di Twitter lebih dari 7.000 kali.
The boy walked up to his father's body at a crematorium, moved the sheet from the face, held the cheeks with both hands, just said 'papa' & began sobbing.
The man was yet another poor labourer who died in a Delhi sewer on Friday. Family did not have money even for cremating him. pic.twitter.com/4nOWD9Aial
— Shiv Sunny (@shivsunny) 17 September 2018
Sunny mengungkapkan, keluarga mendiang Anil bahkan tidak mampu membayar biaya kremasi, dan sudah dibantu oleh para tetangganya.
Mereka juga mengatakan kepadanya, bahwa putra Anil yang berusia empat bulan meninggal seminggu sebelumnya, akibat mengidap pneumonia. Saat itu, Anil tidak punya uang untuk membeli obat-obatan. Anil juga memiliki dua anak perempuan, berusia tujuh dan tiga tahun.
Cuitan Sunny juga menarik perhatian yayasan Uday, sebuah organisasi non-pemerintah yang mengumpulkan dana dengan bantuan Ketto, sebuah situs penggalangan dana. Dan tanggapannya luar biasa.
It just takes all of us to make small contributions to make a big change together. We can’t bring back the father of that child, but the last 24 hours have contributed way more than our target of 24 lakhs, which would ensure the education and well-being of that Kid and family. pic.twitter.com/ZwHEyEhqhw
— Yashwant Deshmukh (@YRDeshmukh) 18 September 2018
"Saya benar-benar tidak menduga," kata Sunny.
Dia mengaku, para aktor Bollywood menghubunginya untuk menanyakan bagaimana mereka dapat membantu keluarga Anil. Tapi ada hal yang membuatnya sangat terharu, yakni sumbangan dari kalangan orang-orang tidak mampu sebesar 10 rupee (atau sekitar Rp2000).
Sejumlah pertanyaan dan komentar tentang keluarga itu di media sosial mendorongnya untuk kembali dan mencari tahu lebih banyak tentang mereka.
Sunny juga berbicara kepada putra mendiang, yang mengatakan kepadanya bahwa ia kadang-kadang menemani ayahnya bekerja, dan "menunggu di luar menjaga pakaian dan sepatunya agar tidak dicuri".
"Ayah saya mengatakan masih belum waktunya bagi saya untuk masuk membersihkan got-got itu," tutur Sunny, mengutip perkataan bocah itu, yang mengatakan kepada Hindustan Times.
Kepada situs berita NDTV, polisi mengungkap kematian Anil disebabkan talinya tidak cukup kuat, dan Anil juga tidak mengenakan peralatan keselamatan.
Ini adalah insiden kedua yang melibatkan kematian pekerja saluran pembuangan di Delhi bulan ini. Diperkirakan ada sekitar 100 pekerja pembersih selokan yang meninggal di India pada setiap tahun.
Sunny berharap anak-anak Anil bisa bersekolah dengan uang dari hasil penggalangan dana.
"Dengan banyak orang yang menawarkan bantuan, (mereka) mungkin bisa memiliki masa depan," kata Sunny.
Baca juga: Kisah Kasih Ibu pada Anak-anaknya Dalam Tragedi Titanic