Mungkinkah Ilmuwan Bisa Kembali Menghidupkan Dinosaurus?
https://www.naviri.org/2018/11/ilmuwan-menghidupkan-dinosaurus.html
Naviri Magazine - Dalam kisah fiksi Jurrassic Park, kita menyaksikan hewan-hewan purba dinosaurus hidup kembali dengan teknologi kloning. Sayangnya, menghidupkan kembali hewan purba semacam dinosaurus bukan pekerjaan mudah di dunia nyata, tak peduli teknologi saat ini sudah sangat maju.
Di dunia nyata, ada beberapa spesies yang masuk dalam daftar kandidat untuk dihidupkan kembali. Spesies-spesies yang telah diteliti misalnya ada mammoth (mammuthus primigenius), merpati penumpang (Ectopistes migratorius), harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus), hingga katak eram lambung Afrika (Rheobatrachus silus).
Spesies-spesies punah lain agaknya tinggal menunggu waktu saja. Namun, meskipun ditunjang teknologi tinggi, kita tak bisa berharap melihat dinosaurus hidup lagi laiknya di film Jurassic Park, karena teknik menghidupkan kembali hewan punah juga punya batasan.
Carl Zimmer menyebut bahwa batasan satwa yang bisa dihidupkan lagi adalah yang punah beberapa puluh ribu tahun, dan meninggalkan fosil dengan sel utuh atau DNA yang cukup terawat. Mamut punah sekira 4.000 tahun lampau, dan merpati penumpang menghilang dari pandangan sekira awal abad ke-20. Jadi, keduanya masih memungkinkan.
Lain halnya dengan dinosaurus yang diperkirakan punah 65 juta tahun lalu. Kerusakan alami sel dan DNA dinosaurus yang selama itu, tidak memungkinkan ilmuwan merekonstruksi genomnya. Hal inilah yang membuat ilmuwan tak mungkin menghidupkan dinosaurus.
Dalam artikel ”Should We Bring Extinct Species Back from the Dead?” yang ditulis untuk Science Magazine, jurnalis David Shultz menyebut ada tiga metode yang kini dikembangkan untuk menghidupkan kembali spesies punah. Metode pertama adalah cara kuno pembiakan selektif yang diterapkan oleh Lutz dan Heinz Heck untuk menghidupkan lagi auroch.
Metode kedua adalah dengan kloning seperti yang diterapkan pada bucardo Celia. Metode kloning sayangnya hanya bisa diterapkan pada hewan yang baru saja punah atau terancam punah dalam waktu dekat. Mamut dan merpati penumpang tidak memungkinkan untuk metode ini.
Metode ketiga, dan yang paling mutakhir, adalah dengan rekayasa genetika. Caranya dengan menyisipkan gen yang relevan dari spesies yang sudah punah ke dalam gen spesies lestari yang masih dekat kekerabatannya. Genom hibrida hasil “pengeditan” ini lalu diimplantasi ke induk pengganti, atau dikembangkan di rahim buatan.
Metode rekayasa ini tak menghasilkan salinan genetika spesies yang punah, melainkan versi modern darinya. Ia tetaplah hewan modern, tetapi berperilaku laiknya spesies kerabatnya yang telah punah. Inilah metode yang dipakai untuk menghidupkan kembali mamut dan merpati penumpang, kata Shultz.
Cara lainnya adalah dengan menyusun ulang genom dari nol. “Walaupun sejauh ini genom terbesar yang dapat dihasilkan baru seperseribu dari ukuran genom mamut,” tulis Tom Mueller.
Baca juga: Hewan-hewan Prasejarah Paling Terkenal di Dunia