Gara-gara Media Sosial, Banyak Pasangan di Bandung yang Bercerai
https://www.naviri.org/2018/11/gara-gara-media-sosial-banyak-pasangan-cerai.html
Naviri Magazine - Masalah suami istri bisa timbul dari mana saja, termasuk dari media sosial. Sudah jamak kita dengar ada suami istri yang berselisih karena si istri atau si suami tampak intim dengan seseorang di media sosial, lalu si pasangan merasa cemburu, dan muncullah pertengkaran. Hal-hal semacam itu bisa memicu terjadinya perceraian. Setidaknya, hal itu telah terjadi di Bandung.
Dalam dua tahun terakhir, jumlah perceraian di Kota Bandung meningkat. Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung menyebut pada tahun 2018 ini jumlah janda yang ada di Kota Kembang itu sebanyak 7.989 orang yang bercerai hidup dan 2.004 cerai mati.
“Usia janda muda tahun 2018 semester pertama yang tercatat dalam sistem kami mulai 17 tahun hingga 40 tahun," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Disdukcapil Kota Bandung, Nani Sumartini, kepada wartawan, Rabu (28/11/).
Menurut dia, jumlah janda muda akibat perceraian ini meningkat dibanding dua tahun terakhir. Tercatat pada tahun 2016, janda muda di Kota Bandung terdiri dari 7.562 orang cerai hidup, dan 2.379 orang cerai mati atau total 9.941 orang.
“Peningkatan cukup menonjol terjadi di 2017. Tercatat ada 8.053 orang janda muda cerai hidup dan 2.242 orang cerai mati. Jumlah tersebut bahkan lebih tinggi dari tahun ini untuk semester pertama,” katanya.
Kasus perceraian didominasi oleh pasangan yang berusia 17-40 tahun. Pasangan muda dinilai lebih rentan mengalami perceraian. Faktor terbanyak penyebab perceraian di Bandung adalah terkait perselisihan pasangan suami istri.
Peran media sosial menjadi faktor terbanyak yang menyebabkan perselisihan tersebut. Berdasarkan catatan Pengadilan Agama Bandung, pada tahun 2017 terdapat 5.010 kasus perceraian.
Dari total perceraian tersebut, paling banyak disebabkan oleh perselisihan dan pertengkaran sebanyak 3.222. Disusul oleh faktor ekonomi sebanyak 1.193.
Begitupun di tahun 2018 hingga bulan Oktober. Dari total kasus perceraian sebanyak 4.808, penyebab terbanyaknya karena faktor perselisihan sebesar 2.048 kasus. Sedangkan, faktor ekonomi sebanyak 1.173.
Baca juga: Pernikahan Tradisional Lebih Mahal Dibanding Pernikahan Modern