Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald Mendapat Banyak Ulasan Buruk
https://www.naviri.org/2018/11/fantastic-beasts-crimes-of-grindelwald.html
Naviri Magazine - Para penggemar Harry Potter mungkin bersuka cita dengan datangnya film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald, yang merupakan film sempalan (spin-off) seri Harry Potter. Di Indonesia, Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald sudah tayang sejak Rabu (14/11/2018).
Film garapan David Yates ini merupakan sekuel Fantastic Beasts and Where to Find Them, sempalan dari kisah Harry Potter karangan J.K. Rowling.
Meski merupakan bagian dari waralaba yang telah memperoleh lebih dari $8,5 miliar AS (Rp124 triliun) di seluruh dunia, beberapa pengamat film menganggap The Crimes of Grindelwald bisa menggoyahkan semesta Harry Potter.
Perkiraan Box Office Pro terhadap perolehan film ini cenderung rendah. The Crimes of Grindelwald diperkirakan hanya meraup $55-70 juta pada pekan pertamanya. Padahal, film pertama mampu memperoleh $74,4 juta.
Jika perkiraan Box Office Pro akurat, pendapatan perdana The Crimes of Grindelwald bakal menjadi yang paling kecil dibanding seluruh film Harry Potter.
Salah satu alasannya adalah penggemar yang seakan tidak semangat membicarakan film ini di jejaring sosial. Menurut Becky Fuller dari Screenrant, beberapa hal dalam The Crimes of Grindelwald bisa bikin sebagian penggemar merasa antipati duluan terhadap film berdurasi 134 menit ini, meski belum menontonnya.
Faktor-faktor itu antara lain tiadanya pengungkapan bahwa Dumbledore adalah seorang homoseksual, pemilihan Johnny Depp sebagai antagonis utama (citra sang aktor tengah buruk akibat kasus kekerasan terhadap mantan istrinya, Amber Heard), dan penampilan ular Nagini sebagai manusia.
Selain itu, penonton juga bisa jadi menganggap film ini kurang penting. Fantastic Beasts bakal terdiri dari lima film, jadi setelah The Crimes of Grindelwald masih ada tiga film lagi.
Alasan lain yang bisa jadi faktor penentu jebloknya pendapatan The Crimes of Grindelwald adalah buruknya tanggapan kritikus terhadap film yang dibintangi Eddie Redmayne ini.
Situs pengepul ulasan, Rotten Tomatoes, memberi kesimpulan, “The Crimes of Grindelwald memiliki secercah sihir yang akrab bagi penggemar Harry Potter, tapi mantra ceritanya tak sekuat film-film sebelumnya.”
Skor Tomatometer film ini hanya 46 persen dengan nilai rata-rata 5,6 dari 10 poin. Dari 145 ulasan yang masuk hingga Jumat (16/11), ada 78 yang melempar tomat busuk pada The Crimes of Grindelwald.
Lagi-lagi, angka tersebut jadi yang paling rendah dibanding seluruh waralaba Harry Potter, termasuk Fantastic Beasts pertama yang masih mampu meraih skor 74 persen.
Scott Mendelson dari Forbes adalah salah satu yang memberi ulasan negatif. Ia bahkan memberi judul berikut untuk artikelnya; “Fantastic Beasts 2 adalah bencana yang bisa membunuh sebuah waralaba.”
Mendelson menyatakan, film ini membuat berbagai plot besar dalam film pertama menjadi tidak relevan. Fantastic Beasts adalah sebuah waralaba yang terdiri dari lima film. Ujung-ujungnya, The Crimes of Grindelwald seperti tidak punya jati diri sebagai satu film yang utuh.
“Benar-benar tak ada konsekuensi yang terjadi atau terungkap, kecuali adegan terakhir,” kritik Mendelson. Baginya, The Crimes of Grindelwald tak ada beda dengan sebuah episode dari serial televisi yang terus berkelanjutan.
Leah Pickett dari Chicago Reader punya pendapat serupa. “Rasa Harry Potter” dianggap kurang hadir dalam The Crimes of Grindelwald. Ia menyalahkan naratif yang tak masuk akal, penuh karakter baru, dan subplot yang bisa bikin penonton tak peduli.
“Meski naskahnya ditangani Rowling, serta disutradarai David Yates yang menggarap empat film terakhir Harry Potter, The Crimes of Grindelwald terasa hampa dan tak ada hubungan (dengan film Harry Potter lainnya). Seakan, film ini bisa dibuat oleh siapa saja yang punya pengetahuan mendasar mengenai dunia Harry Potter,” tulis Pickett.
Tentu saja tak semua kritikus menanggapi secara negatif. Leah Greenblatt dari Entertainment Weekly menganggap bahwa The Crimes of Grindelwald adalah film dengan tampilan visual paling menawan sepanjang 2018.
“Hampir setiap momen menawan secara visual—dari makhluk aneh nan menakjubkan, kostum mewah, hingga menara batu bata yang berkabut di London dan Paris era 1920-an,” tulis Greenblatt.
Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald mengikuti kisah film pertama, yang diakhiri dengan penyihir jahat Gellert Grindelwald (Depp) ditangkap oleh Kongres Sihir Amerika Serikat dengan bantuan Newt Scamander (Redmayne).
Sayangnya, Grindelwald berhasil kabur. Ia mengumpulkan para pengikut, sebagian besar tak mengetahui niat jahatnya untuk menaikkan derajat penyihir berdarah murni dan menguasai dunia muggle (manusia tanpa kemampuan sihir).
Untuk menggagalkan agenda jahat Grindelwald, Albus Dumbledore (Jude Law) meminta bantuan pada Scamander. Ternyata, ini jauh lebih berbahaya daripada kelihatannya.
Baca juga: Kisah di Balik Nosferatu, Film Horor Terbaik Sepanjang Masa