Fakta yang Terjadi di Balik Fenomena Misteri “Disunat Jin”
https://www.naviri.org/2018/11/disunat-jin.html
Naviri Magazine - Di kalangan masyarakat, kadang ada fenomena misterius yang disebut “disunat jin”. Pernah mendengar istilah itu? Biasanya, ada anak kecil yang belum sunat, tapi alat kelaminnya seperti sudah disunat. Ujung penisnya tidak lagi tertutup kulup, tapi membuka seperti anak yang sudah disunat. Karena sebenarnya anak itu belum sunat, fenomena itu pun disebut “disunat jin”.
Sebenarnya, apa yang terjadi di balik fenomena aneh yang misterius itu? Benarkah si anak memang disunat jin?
Dalam dunia medis, kondisi yang disebut “disunat jin” sebenarnya salah satu penyakit gangguan penis, dan disebut parafimosis. Yaitu kondisi saat kulup penis menempel di belakang kepala penis, dan tak bisa ditarik lagi pada posisi normal. Penyakit ini hanya bisa terjadi pada laki-laki yang belum melakukan sunat, atau tindakan sunat sebelumnya tidak sempurna.
Jika kulup terus-terusan dibiarkan menempel, maka penis akan membengkak karena kulup menghalangi aliran darah. Penderita parafimosis umumnya akan merasakan sakit dan bengkak pada ujung penis.
Ada beberapa faktor penyebab parafimosis, di antaranya cidera di sekitar alat kelamin, infeksi, menarik kulup secara berlebihan, memiliki kulup lebih ketat, menindik penis, atau pemasangan kateter. Parafimosis digolongkan sebagai kondisi darurat urologi. Sebab, selain menimbulkan nyeri dan sakit, penis bisa berubah warna menjadi merah atau biru. Pencegahan bisa dengan cara menjaga kebersihan penis dan tindakan sirkumsisi.
Penyakit ini dapat berkembang menjadi infeksi serius, membuat jaringan penis mati (gangrene), dan amputasi ujung penis. Sekitar 1-5 persen laki-laki mengalami parafimosis sebelum usia 16 tahun, terjadi pada 0,7 persen anak laki-laki yang tidak disunat. Perlu tindakan segera untuk mengurangi pembengkakan penis dan mengembalikan kulup.
Berbeda dengan parafimosis, fimosis merupakan kondisi kebalikannya. Kulup penis tidak dapat ditarik ke pangkal penis karena lengket di bagian dalam. Penyakit ini terjadi pada kurang dari satu persen anak laki-laki berusia kurang dari 16 tahun. Sama seperti parafimosis, fimosis harus segera ditangani agar pembengkakan tidak berlanjut sampai dengan risiko amputasi.
Baca juga: Menurut Penelitian Ilmiah, Ini Aneka Manfaat Sunat