Kisah 5 CEO yang Malah Membuat Bangkrut Perusahaannya
https://www.naviri.org/2018/11/ceo-yang-membuat-bangkrut.html
Naviri Magazine - Di setiap perusahaan, apalagi perusahaan besar, selalu ada posisi atau jabatan yang disebut CEO (Chief Executive Officer). CEO adalah jabatan tertinggi di perusahaan, dan memiliki tugas penting, yaitu menentukan arah perkembangan perusahaan. Tujuannya tentu agar perusahaan terus maju dan berkembang.
Di tangan CEO, perusahaan bisa terus melakukan inovasi dan ekspansi, sehingga nilai saham terus naik, dan nilai perusahaan semakin besar. Sebaliknya, di tangan CEO pula, perusahaan bisa mengalami kebangkrutan atau bahkan kehancuran, karena kekeliruan kebijakan.
Terkait hal itu, berikut adalah kisah lima CEO yang justru membuat perusahaan mereka bangkrut.
John Sculley - Apple
Tahu siapa yang pernah memecat Steve Jobs dari Apple? Ya, John Sculley inilah orangnya. Padahal ia pernah dipekerjakan oleh Steve Jobs untuk membantu mengembangkan penjualan Apple Macintosh.
Namun, saat Apple di ambang kebangkrutan, Sculley malah memecat Steve Jobs dari posisinya. Tidak tinggal diam, pada tahun 1993, Sculley akhirnya dipecat dari posisinya sebagai CEO, karena Apple tak kunjung mendapatkan profit, dan malah mengalami kebangkrutan.
Pada akhirnya, posisi CEO lalu dipegang Tim Cook yang sukses mengembangkan apple setelah Steve Jobs mundur dari jabatan pada 24 Agustus 2011.
Marissa Mayer - Yahoo!
Marissa mengambil alih sebagai CEO Yahoo! pada tahun 2012, dan bertugas mengembangkan perusahaan mesin pencari tertua itu untuk bersaing dengan Google.
Walaupun Marissa sukses membuat projek Tumblr dan masih menghasilkan keuntungan bagi Yahoo!, tapi tetap saja ia tidak bisa dibilang sebagai penyelamat Yahoo! yang kini terpaksa menutup banyak produknya.
Pada akhirnya, Marissa melepas jabatan sebagai CEO Yahoo! setelah lima tahun memimpin. Selanjutnya, jabatan CEO Yahoo! diambil oleh Thomas J. Mclnerney, yang sudah menjadi anggota direksi Yahoo! sejak April 2012 lalu.
Martin Winterkorn-Volkswagen
Kita tentu tahu korporasi multinasional otomotif ternama, yaitu Volkswagen, atau lebih dikenal dengan sebutan VW.
Ternyata, Volkswagen pernah mengalami kasus kecurangan, yaitu memalsukan data emisi gas. Martin Winterkorn adalah orang yang menjadi dalang masalah itu. Ia memasukkan software khusus yang bisa memanipulasi data emisi gas untuk 11 juta kendaraan di seluruh dunia, sehingga terlihat lebih kecil, dan mobil keluaran VW dianggap ramah lingkungan.
Winterkorn sendiri tidak mau mengakui ada kecurangan, dan dia meminta maaf dua kali atas kejadian ini. Namun demikian, perusahaan harus membayar USD 7,3 miliar untuk membersihkan orang ini.
Evan Spiegel - Snapchat
Snapchat adalah media sosial yang pernah populer pada masa kejayaannya. Walaupun belum memutuskan untuk hengkang sebagai media sosial, Snapchat di-bully oleh banyak pihak, karena saham yang dimiliki Snapchat mengalami kerugian hingga USD 3,4 miliar (Rp 46,4 triliun) pada tahun 2017.
Apakah pada tahun 2018 Snapchat membaik? Tentu saja belum, karena Snapchat masih harus merogoh saku untuk mengembalikan nilai saham, dan harus bersaing bersama raja sosial media seperti Twitter, Instagram, dan Facebok.
Stephen Elop - Nokia
Smartphone Nokia pernah populer pada masa kejayaannya. Tapi kenapa saat ini Nokia tidak sepopuler dulu? Karena Nokia mengalami masalah yang membuat mereka hancur.
Stephen Elop, CEO Nokia, memaksa Nokia merilis ponsel hanya terbatas dengan sistem operasi Windows Phone. Pada akhirnya, Nokia harus merangkak lagi dari nol untuk menjadi penguasa pasar ponsel di dunia, di bawah naungan perusahaan HMD Global.
Baca juga: Peran Penting Kecerdasan Buatan di Balik Bisnis E-Commerce