Mengenal Risin, Racun yang Lebih Mematikan dari Sianida
https://www.naviri.org/2018/10/risin-racun.html
Naviri Magazine - Ada banyak racun yang ada di dunia, baik yang alami maupun buatan. Racun alami misalnya racun-racun yang ada pada hewan atau tumbuhan. Sementara racun buatan adalah hasil proses atau rekayasa, semisal sianida. Di antara banyak racun di dunia, sebagian bisa diatasi dengan penawar, sementara sebagian lain tidak bisa diatasi karena memang tidak atau belum ada penawarnya.
Salah satu racun yang dianggap sangat mematikan, namun belum memiliki penawarnya adalah risin.
Popular Science mencatat, satu dosis risin seukuran beberapa butir garam cukup untuk membunuh orang dewasa yang menghirup, menelan, atau menyuntikkannya ke dalam pembuluh darah. Rata-rata orang dewasa akan tumbang hanya dengan 1,78 miligram risin.
Risin adalah protein beracun dari biji tanaman yang punya banyak nama di Indonesia: jarak pagar, jarak pohon, atau biji kasturi. Nama dalam bahasa Inggrisnya “castor bean”. Minyak yang dihasilkan bernama minyak kastroli.
Daya racun alias toksisitas risin murni sangat tinggi. Zat yang pertama kali ditemukan ilmuwan Jerman Peter Herrmann Stilmark pada 1888 ini lebih mematikan 6.000 kali ketimbang racun sianida. Risin juga 12.000 kali lebih mematikan dibandingkan racun ular derik.
CNN Health melaporkan efek jika seseorang menghirup risin adalah berhenti bekerjanya sistem pernapasan dan sirkulasi, dan 36 hingga 48 jam kemudian yang bersangkutan akan meninggal.
Jika tertelan atau tersuntikkan ke dalam tubuh, risin akan menyebabkan mual dan muntah. Risin membuat pendarahan di organ internal, terutama pada lambung dan usus. Efek lanjutannya ialah kegagalan hati, limpa, dan ginjal. Jika risin tidak dikeluarkan dari tubuh, korban akan meninggal akibat kerusakan sistem peredaran darah.
Risin murni adalah hasil ekstraksi biji jarak. Biji jarak mengandung beberapa persen risin. Biji jarak yang masih terbungkus kulit tidak berbahaya jika tertelan, namun jika kulitnya robek, racun risin akan masuk ke sistem pencernaan tubuh. Kasusnya cukup jarang, tapi tetap mengancam nyawa.
Ada dua hal mengerikan lain soal risin. Pertama, jika terpapar, tidak akan langsung ada gejala. Butuh waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk gejala muncul, dan biasanya sudah makin susah ditangani.
Kedua, belum ada obat penawarnya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menegaskan hal ini di laman resminya. Pemerintah Inggris dan AS telah mencoba menjajaki formulanya dalam beberapa dekade terakhir. Ada progres, tapi secara umum masih nihil.
Jika ada korban yang terpapar risin, upaya penanggulangannya sangat terbatas. Pertama, ia mesti segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Jika tertelan, risin akan coba dikeluarkan dengan cara dipompa untuk mencegah racun mencapai sistem gastrointestinal. Itu saja. Tidak lebih. Lagi-lagi, karena belum ada obat penawarnya.
Baca juga: Fugu, Masakan Lezat yang Dibuat dari Ikan Beracun