Kisah Perang Pemerintah Meksiko Melawan Organisasi Kejahatan
https://www.naviri.org/2018/10/perang-pemerintah-meksiko-melawan-kartel.html
Naviri Magazine - Meksiko adalah salah satu negara yang sangat berbahaya, dengan tingkat kriminalitas yang sangat tinggi. Seperti umumnya negara lain, di Meksiko juga ada berbagai kejahatan, semisal pencurian, perampokan, hingga pembunuhan. Namun, yang menjadikan Meksiko mengerikan bukan hanya itu. Di sana juga ada organisasi kejahatan, yang lazim disebut kartel, yang bisnisnya berbasis narkotika.
Di Meksiko, orang bisa mati di mana pun, kalau kebetulan berpapasan dengan anggota kartel narkotika di sana. Negara pun kewalahan menghadapi keganasan mereka.
Sejak terpilih pada 2006, presiden Felipe Calderon segera mengobarkan perang pada para kartel, dengan membentuk misi yang dinamai Operation Michoacán. Selain menganggarkan biaya hingga 1,5 miliar dolar, sebanyak 6.500 pasukan (gabungan dari sekitar 20.000 polisi dan tentara) juga dilatih khusus untuk dikerahkan. AS pun turut sumbang dana sebesar 1 miliar dolar.
Namun persiapan ekstra serius tersebut bukannya tanpa kritik. Dengan begitu besarnya dana yang dialokasikan (sejak 2007 hingga kepemimpinan Calderon selesai 2012, operasi tersebut telah menghabiskan 54 miliar dolar), ternyata banyak yang dikorupsi oleh berbagai pejabat pemerintah dan aparat.
Perang besar-besaran terhadap kartel ini juga menyebabkan ribuan orang menjadi korban. Sejak 2007, sebagaimana laporan dari Amnesty International, terdapat 200.000 orang tewas, sementara 28.000 lainnya dilaporkan menghilang. Selain itu, laporan penyiksaan yang dilakukan oleh pihak aparat juga meningkat drastis, yakni hingga 600 persen dalam rentang tahun 2003 hingga 2013.
Operasi yang dilakukan Calderon memang cukup memuaskan, namun bukan berarti sepenuhnya berhasil. Para anggota dari tiap kartel yang diberantas rupanya bekerja sama, dan membangun kembali kekuatan mereka. Salah satunya adalah Los Zetas, yang didirikan pada 2010.
Kemunculan Los Zetas begitu menggegerkan. Pada 2011, mereka bahkan membantai 193 buruh migran dalam kejadian yang kelak dinamakan San Fernando Masscare. Usai kejadian tersebut, rakyat Meksiko pun melancarkan protes besar-besaran, dan mengincar anggota Los Zetas di mana saja.
Ketika Calderon lengser dan digantikan oleh Enrique Pena Nieto, perang terhadap kartel masih tetap berlangsung. Hasilnya cukup memuaskan: 25 dari 37 pemimpin kartel yang menjadi buruan berhasil mereka sikat.
Selain Lazcano, yang telah lebih dulu dikabarkan tewas di era Calderon pada 7 Oktober 2012, Miguel Angel Trevino Morales, salah satu pemimpin Los Zetas lainnya juga ditangkap pada 2013. Khusus Lazcano, pernah tersiar kabar absurd: konon mayatnya hilang dibawa segerombolan orang dari rumah pemakaman.
Kemenangan terbesar pemerintah Meksiko adalah ketika mereka (akhirnya) sukses menangkap Joaquín 'El Chapo' Guzmán, pemimpin utama gembong Sinaloa Cartel. Guzman sejatinya sudah tiga kali ditangkap (2011, 2014, 2015), namun ia selalu berhasil melarikan diri. Pada 2016, Guzman akhirnya tidak lagi bisa berkutik setelah diekstradisi ke AS.
Dengan sederet keberhasilan yang dilakukan pemerintah Nieto, apakah Meksiko kini sudah bersih dari (kekejian) kartel? Jawabannya: belum.
Pada Desember 2017, enam mayat pria dewasa digantung di dua jembatan yang berbeda di daerah Baja California Sur. Sementara pada Mei 2018 lalu, 12 orang (tiga di antaranya merupakan mahasiswa perfilman yang dilaporkan sudah menghilang sejak bulan Maret) ditemukan tewas dengan cara mengenaskan: tubuh mereka diguyur asam sulfat.
Baca juga: Sisi Lain Yakuza Jepang, Diam-diam Membantu Korban Bencana