Pelajaran Investasi untuk Pemula, Langkah Kecil Menjadi Kaya
https://www.naviri.org/2018/10/pelajaran-investasi-untuk-pemula.html
Naviri Magazine - Investasi adalah istilah yang mungkin familier bagi sebagian orang, namun kadang juga membingungkan. Investasi terkait dengan banyak hal, yaitu hal-hal yang kita siapkan untuk rencana jangka panjang. Investasi bisa berbentuk reksadana, deposito, saham, properti, dan lain-lain, yang biasanya akan dipilih sesuai selera dan kemampuan orang per orang.
Bagi kamu yang masih awam tentang investasi, dan ingin mulai belajar, uraian berikut ini mungkin dapat membantu. Coba jawab beberapa pertanyaan berikut ini dengan perlahan, kemudian baca gambaran dan penjelasannya.
1. Mau investasi, apa ya tujuannya?
Jabarkan target dan pencapaian yang ingin kamu capai. Misalnya, untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, apa hal yang ingin dicapai, target dana untuk melakukannya, lalu tentukan cara untuk mencapainya.
Contoh:
Menikah, lalu honeymoon ke Bali untuk 2 tahun lagi. Perkiraan budget Rp 500 juta.
Punya rumah dan mobil untuk 2 tahun lagi. Perkiraan budget Rp 2 miliar.
Menyekolahkan anak untuk 5 tahun lagi. Perkiraan budget Rp 10 miliar.
Haji untuk 15 tahun lagi. Perkiraan budget 500 juta.
Biaya pensiun 25 tahun lagi. Perkiraan budget Rp 10 miliar.
2. Sudah paham profil pribadi dan profil investasi diri sendiri?
Coba isi kuesioner tentang profil investasi masing-masing. Cari tahu tentang toleransi risiko dan target return yang diinginkan, serta tenor investasi yang direncanakan.
Contoh:
A. Berapa usia kamu?
>50 tahun.
20 tahun - 49 tahun.
< 19 tahun.
B. Apakah kamu sudah memiliki pengalaman berinvestasi surat berharga di pasar keuangan?
Belum pernah.
Pernah, tapi tidak terlalu sulit (reksadana, obligasi).
Sudah dan sulit (saham).
C. Bagaimana kamu melihat risiko?
Tidak ingin risiko dalam investasi.
Mempertimbangkan risiko agar investasi bertumbuh.
Tidak takut risiko asal investasi tumbuh besar.
D. Berapa porsi investasi dari total dana nganggur kamu?
< 10%.
10% > 40%.
> 40%
E. Apa target investasi kamu?
Jalan-jalan tahun depan.
Pendidikan anak 3 tahun-5 tahun lagi.
Untuk pensiun/hari tua.
Pilihan jawaban pertama akan menunjukkan angka kecil (1), pilihan kedua akan menghasilkan angka sedikit lebih tinggi (2), dan jawaban ketiga berarti sangat besar (10).
Nilai rata-rata adalah 10, semakin besar poin kamu maka berarti kamu lebih toleran terhadap risiko dan siap untuk investasi jangka panjang. Sebaliknya, jika nilai kamu di bawah 10, kamu memiliki sifat konservatif sehingga belum siap menerima risiko, atau masih awam untuk berinvestasi.
3. Siap berkomitmen demi masa depan?
Untuk mulai investasi, tentu harus mempersiapkan diri untuk melakukan hal baru, yaitu disiplin keuangan.
Disiplin itu terutama dalam menyisihkan dana sejumlah tertentu untuk investasi rutin, dan siap untuk tidak terlalu mudah menghabiskan uang setiap menjelang weekend. Langkah utamanya adalah dengan membuka rekening reksadana atau rekening saham.
4. Sudah paham produk yang sesuai dan variannya?
Pilih produk investasi yang risk and return-nya sesuai, dengan jumlah dana yang sudah disesuaikan juga. Produk investasi secara umum ada dua jenis, yaitu investasi keuangan dan investasi riil.
Satu lagi. Jangan pernah mengulang niat setengah-setengah seperti, "Sedang menunggu uangnya terkumpul Rp 10 juta dulu." Atau, "Nanti tunggu dapat bonus tahunan dulu."
Patut dicatat, lebih dini memulai lebih banyak yang bisa kamu dapatkan. Uang investasi yang dicicil mahasiswa umur 20 tahun hingga berumur 30 tahun, lalu diendapkan tanpa ditambah hingga umur pensiun 55 tahun, akan lebih banyak daripada dana investasi seorang pekerja yang mulai mencicil investasi sejak umur 30 tahun hingga pensiun pada 55 tahun.
5. Sudah bisa diversifikasi?
Jangan masukkan seluruh dana investasi ke satu produk. Pecah risiko dengan diversifikasi, baik tenor maupun jenis. Misalnya, jadikan investasi reksa dana sebagai pintu investasi, ekstremnya adalah memilih reksadana pasar uang dan reksadana saham.
Reksadana dapat dijadikan investasi dasar, dan dapat dikembangkan jika sudah dapat melebarkan sayap investasi ke produk lain, misalnya saham, obligasi, atau sektor riil seperti tanah, rumah, atau apartemen (jangan rumah yang ditinggali, karena tujuannya bukan untuk investasi).
Patokannya, jika dengan reksadana milikmu sudah bisa menjadi uang muka tanah atau rumah, sudah saatnya kamu mendiversifikasi investasi ke properti.
6. Sudah siap tidak waswas?
Mulai perlakukan dana investasi kamu sebagai dana menganggur yang tidak perlu kamu perhatikan setiap waktu. Jika masih mengecek portofolio setiap waktu, maka kamu masih memperlakukannya sebagai instrumen jangka pendek yang sangat diwarnai fluktuasi. Maksimal mengecek posisi portofolio sebulan sekali, atau yang ideal setiap 3 bulan.
Baca juga: Bank-bank Indonesia yang Memberi Bunga Deposito Tertinggi