Memahami Perbedaan Nyeri Dada karena Sakit Jantung dan GERD
https://www.naviri.org/2018/10/nyeri-dada-karena-gerd.html
Naviri Magazine - Sakit jantung atau serangan jantung selama ini telah identik dengan keluhan nyeri di bagian dada. Karenanya, ketika orang mengalami nyeri di dada, banyak dari mereka yang langsung panik atau segera mengaitkannya dengan kemungkinan terkena serangan jantung.
Antisipasi semacam itu tentu saja tidak keliru, karena antisipasi yang dilakukan sejak dini akan semakin baik. Namun, yang juga perlu dipahami, tidak semua nyeri di dada timbul karena masalah jantung.
Nyeri dada juga bisa disebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan yang disebut GERD (gastroesofageal reflux disease), seperti diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI, Ari Fahrial Syam.
Ada beberapa pembeda sebenarnya rasa nyeri akibat sakit jantung maupun GERD. "Jika disebabkan karena GERD, ada dua gejala utama yakni rasa panas pada dada seperti terbakar, dan mulut pasien pahit karena ada asam yang naik," terang dokter Ari.
Sementara itu, jika nyeri dada akibat jantung, pasien akan merasakan dadanya nyeri seperti ditekan di sebelah kiri, kemudian menjalar ke tangan kiri dan berlangsung selama 10 menit.
Dokter spesialis jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dokter Siska Danny, menambahkan, rasa nyeri jantung juga bisa menjalar ke bahu, rahang, punggung, lengan, maupun ulu hati. "Pada umumnya dipicu oleh aktivitas atau emosi, dan berkurang dengan istirahat," tutur dokter Siska.
Namun, jika nyeri dada dirasakan terus menerus lebih dari 20 menit dengan intensitas berat sampai tidak bisa beraktivitas, dan disertai dengan keringat dingin membasahi baju, harus segera diperiksakan.
"Segera periksakan dengan elektrokardiogram atau rekam jantung untuk mengetahui apakah hal tersebut benar serangan jantung atau bukan. Jangan didiamkan dan dianggap angin duduk atau semacamnya," tegas dokter Siska.
Pada banyak pasien, sulit membedakan antara nyeri tersebut disebabkan karena jantung maupun GERD.
"Seringkali banyak pasien yang alami nyeri dada itu dari dokter spesialis paru atau jantung, baru ke dokter penyakit dalam," tutur dokter Ari.
Dan memang pada beberapa kondisi nyeri jantung dapat menyerupai nyeri GERD. Sehingga jika Anda memiliki faktor risiko jantung, dokter Siska menyarankan lebih baik melakukan rekam jantung.