Misteri Kutukan Tutankhamun dan Penis yang Tegak Berdiri
https://www.naviri.org/2018/10/misteri-kutukan-tutankhamun.html
Naviri Magazine - Sebenarnya, ada cukup banyak makam dari zaman Firaun Mesir yang telah ditemukan oleh para arkeolog. Namun, makam Firaun Tutankhamun sepertinya yang paling terkenal. Hal itu bukan tanpa alasan. Pertama, penemuan makam Tutankhamun disebut-sebut menimbulkan teror dan kutukan. Kedua, mumi Tutankhamun ditemukan dengan keadaan penis yang tegak berdiri.
Tutankhamun adalah salah satu Firaun Mesir yang paling terkenal. Meski hanya memerintah dalam waktu singkat, 10 tahun. Namanya, jika diartikan secara harfiah, adalah “Citra Hidup Dewa Aten”.
Saat makamnya ditemukan pada 1922 oleh tim yang dipimpin Howard Carter, sejumlah keanehan ditemukan dalam mumi sang Firaun. Salah satunya, alat kelaminnya berdiri tegak.
Pada saat kematiannya, Tutankhamun masih terhitung remaja. Masih berjiwa muda. Orang mungkin mengira, bentuk alat vitalnya adalah akibat hormon yang bergejolak. Namun, sesungguhnya, alasan memumikan sang Firaun dengan posisi demikian tak ada hubungannya dengan seksualitas.
Ereksi ‘abadi’ itu dimaksudkan untuk membuat Firaun Tutankhamun menyerupai citra Dewa Osiris.
Menurut Egyptologist atau ahli Mesir kuno, Salima Ikram, dosen di Universitas Amerika di Mesir, proses mumifikasi mungkin bentuk penentangan pada upaya ayahnya, Firaun Akhenaten, untuk mengubah keyakinan masyarakat menjadi hanya pada satu dewa: Aten.
Ahenaten ingin rakyatnya hanya menyembah Aten, sang dewa matahari, dan menyingkirkan pemujaan pada dewa-dewa lainnya. Bagaimanapun, Tutankhamun tidak setuju dengan ayahnya.
Ikram percaya, bahwa Tutankhamun dimakamkan dengan alat kelamin berdiri 90 derajat untuk meniru Osiris. Namun, menurut Ikram, alat kelamin Tutankhamun sudah patah sebelum makamnya ditemukan, walau ada spekulasi bahwa itu dicuri.
Konon, organ intim yang tegak membangkitkan kekuatan regeneratif Osiris. Sementara cairan hitam yang ditemukan dalam peti berlapis emas ditujukan untuk membuat kulit Tutankhamun berwarna mirip dengan sang dewa.
Keanehan lain pada mumi Tutankhamun adalah ketiadaan jantung. Hilangnya organ tersebut mengingatkan pada kisah Dewa Osiris yang dipotong-potong oleh saudaranya, Seth, dan jantungnya lalu dikubur.
Kutukan kematian
Alat vital yang berdiri hanya salah satu misteri dari sosok Tutankhamun. Hingga saat ini, para arkeolog belum bisa memastikan apa yang membuat Firaun itu mati muda, pada usia 19 tahun.
Teka-teki lain yang juga belum menemukan titik terang adalah soal ‘kutukan’ yang akan menimpa siapa pun yang ‘mengganggu tidur panjangnya’—mereka yang terlibat dalam pembukaan makamnya.
Sejumlah orang yang terkait pembukaan makam tersebut satu per satu meninggal dunia, dengan penyebab misterius. Dari penjaga keamanan hingga arkeolog.
Salah satu yang tewas adalah Lord George Herbert, yang mendanai proyek arkeologi yang bermuara pada penemuan makam sang penguasa. Ia meninggal pada 25 Maret 1923, setahun setelah makam Tutankhamun dibuka.
“Banyak orang menyebut, kematiannya misterius, namun nyatanya ia menderita sakit sebelum tiba di Kairo. Tewas akibat penyakit yang berkaitan dengan nyamuk,” demikian dimuat LiveScience.
Namun, Howard Carter, arkeolog yang membuka langsung kamar makam itu, hidup hingga 1939, atau 16 tahun setelah ia menemukan kuburan Tutankhamun. Ia meninggal di usia 64 tahun akibat kanker.
Ide bahwa ia korban kutukan dicetuskan tokoh terkenal, penulis novel ‘Sherlock Holmes’, Sir Arthur Conan Doyle. Juga dari Carter sendiri, untuk menjauhkan orang-orang dari temuan berharganya kala itu.