Marilyn Monroe, Kecantikan Abadi yang Terselubungi Misteri
https://www.naviri.org/2018/10/marilyn-monroe-kecantikan-abadi.html
Naviri Magazine - Jika ada wanita yang namanya terus dikenang dalam budaya pop, Marilyn Monroe termasuk di dalamnya. Dari generasi ke generasi, nama Marilyn Monroe terus dikenang dan disebut-sebut dalam berbagai artikel dan media.
Pesona Marilyn Monroe memang tiada habisnya. Hingga kini namanya masih disebut sebagai ikon kecantikan dunia, meski Marilyn Monroe telah menutup mata sejak 5 Agustus 1962 karena berbagai spekulasi sebab, seperti depresi dan overdosis obat-obatan terlarang.
Di balik kecantikannya yang menggoda, ternyata Marilyn Monroe adalah sosok yang sulit mengungkapkan perasaannya dengan baik. Perempuan kelahiran 1 Juni itu hanya mampu mengungkapkan pemikiran dan perasaannya dalam bentuk puisi, surat, atau sekadar coretan dalam buku diary.
Kumpulan puisi dan catatan pribadi Marilyn Monroe, yang dipublikasikan tahun 2010 lalu, mengungkapkan sisi gelap artis yang populer pada era ‘50-an tersebut. Catatan itu seakan sebuah tulisan sendu yang dibuat oleh orang yang berusaha mengekspresikan diri dalam kata-kata yang sangat dipilih dengan hati-hati.
Stanley Buchthal dan Bernard Comment, yang menyadur catatan itu, mengungkapkan, Marilyn Monroe menyampaikan perasaan hatinya dalam frasa kata yang tepat dan intim, meski tanpa kata-kata nakal, seakan-akan bukan seperti Marilyn Monroe yang dikenal banyak orang.
Ungkapan perasaan Marilyn Monroe juga terungkap dalam catatan yang diperkirakan dibuat pada awal pernikahannya dengan James Dougherty yang terjadi saat usia perempuan itu baru menginjak 16 tahun.
Monroe memaparkan dirinya ingin terus dapat menulis hal-hal yang memenuhi otaknya, meskipun dia kesulitan mengungkapkan pikirannya. Pada tulisan tanpa tanggal itu, Monroe secara gamblang menuliskan dirinya kerap merasa lelah dan terkadang tak mampu memahami pribadinya sendiri.
Menyoal kisah cintanya pun, Monroe gagal. Seperti kertas catatan yang mengungkapkan dia seharusnya tak mengikat diri dalam sebuah hubungan, padahal kala itu baru saja menikah dengan Arthur Miller pada 1965.
Marilyn Monroe mengatakan, Miller adalah sosok yang memiliki segalanya, dan tak kurang suatu apa pun, namun dia merasakan kecemasan tanpa sebab yang teramat besar dan sedang berusaha mengatasinya.
Terlepas dari curhatan panjang yang coba diungkapkanya dalam catatan-catatan dan puisi lepas, Marilyn Monroe adalah perempuan yang berkemauan keras untuk mandiri, dan tipe yang fokus mengejar cita-citanya. Hal itu tergambarkan dalam banyak film, pertunjukan, dan pemotretan, yang dilakukannya dengan penuh dedikasi.
Baca juga: Evelyn Nesbit, Supermodel Pertama di Dunia yang Legendaris