Suka Marah-marah di Twitter Berisiko Terkena Serangan Jantung
https://www.naviri.org/2018/10/marah-marah-di-twitter.html
Naviri Magazine - Twitter, sebagai media sosial populer yang digunakan banyak orang saat ini, memiliki berbagai manfaat. Selain bisa digunakan untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi dengan orang lain, mendapatkan informasi terbaru, dan lain-lain, belakangan juga diketahui bermanfaat untuk mengidentifikasi tingkat risiko serangan jantung pada penggunanya.
Pemanfaatan fungsi Twitter yang tidak biasa itu pertama kali dilakukan oleh tim peneliti dari University of Pennsylvania.
Menurut mereka, pengguna Twitter yang kerap mengekspresikan emosi negatif, seperti marah, stres, keluhan, dan kelelahan, melalui tweet sangat berisiko terkena serangan jantung. Sebaliknya, pengguna yang lebih sering mengungkapkan emosi positif melalui kicauan mereka diklaim memiliki risiko yang sangat rendah terkena serangan jantung.
“Dengan miliaran pengguna aktif setiap hari tentang pengalaman yang mereka alami, pikiran dan perasaan, dunia media sosial dapat dijadikan tolak ukur baru bagi penelitian psikologis. Data yang berasal dari media sosial ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kesehatan masyarakat yang sangat berharga di dunia nyata,” papar salah satu tim peneliti, seperti dikutip dari laman Business Insider.
Lebih lanjut dijelaskan, tim peneliti dari University of Pennsylvania mencatat bahwa korelasi antara bahasa dan kematian secara mengejutkan sangat erat. Berbagai bahasa emosional negatif, seperti kata-kata yang mewakili ‘kebencian’ dan kata-kata kasar, mampu memicu penyakit pada jantung.
Bahayanya, risiko tinggi serangan jantung tidak saja menimpa orang-orang yang kerap marah-marah di Twitter. Para pembaca tweet yang dipenuhi bahasa emosi negatif juga berisiko memiliki potensi yang sama.
Jadi intinya, berhatilah-hatilah dalam berkicau di Twitter, dan pilih akun yang tepat untuk Anda ikuti (follow).
Baca juga: Mengapa Serangan Jantung Sering Terjadi Pada Pagi Hari?