Mengungkap Misteri di Balik Leher Jerapah yang Panjang
https://www.naviri.org/2018/10/leher-jerapah.html
Naviri Magazine - Jerapah adalah hewan yang dikenali secara khas, karena memiliki leher sangat panjang. Leher jerapah berbeda dengan umumnya leher hewan-hewan lain yang rata-rata pendek. Karena lehernya yang panjang itu pula, jerapah menjadi hewan paling tinggi.
Bagaimana jerapah bisa memiliki leher yang panjang? Mungkin jawaban yang paling masuk akal adalah jerapah berevolusi agar dapat mencapai dan memakan dedaunan di pohon tinggi, seperti penjelasan Charles Darwin.
Meski teori tersebut dianggap paling benar secara luas, tapi sebenarnya teori tersebut masih belum pasti. Masih terbuka kemungkinan asal usul lain dari salah satu ciri khas hewan tersebut. Topik ini masih menjadi topik perdebatan di antara ahli zoologi dan ahli biologi evolusioner.
Seperti halnya penelitian baru dari ilmuwan berbasis di University of Wyoming, Amerika Serikat, dan University of Pretoria, Afrika Selatan, yang mengungkapkan alasan mengapa jerapah berevolusi melalui leher dan kaki mereka yang panjang.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti telah menguji hipotesis bahwa leher panjang jerapah sebenarnya membantu mengatur suhu tubuh mereka.
"Sejauh ini, hanya ada satu upaya untuk mengukur luas permukaan jerapah, dan hal ini dalam konteks menentukan daya apung dan kemampuan berenang yang potensial, bukan termoregulasi," tulis para penulis dalam makalah yang diterbitkan di Journal of Arid Environments.
Lalu bagaimana cara menghitung luas permukaan jerapah?
"Kami membagi permukaan jerapah menjadi empat komponen; kepala, leher, tubuh dan kaki bagian atas, dan kaki bagian bawah," tulis para penulis, berdasarkan data dari 30 spesimen jantan dan 30 betina yang dipilih di Zimbabwe tenggara.
Jerapah berkisar antara 141 dan 1.358 kilogram.
Setiap jerapah diukur untuk massa tubuh, massa untuk tungkai yang berbeda, area permukaan tubuh, luas permukaan untuk anggota badan yang berbeda, dan akhirnya luas permukaan hingga rasio massa.
Para peneliti menemukan bahwa luas permukaan relatif (sentimeter kuadrat per kilogram area tubuh) pada jerapah menurun seiring bertambahnya umur, dan rata-rata luas permukaan jerapah total tidak berbeda banyak dengan mamalia dengan bobot serupa.
Ini karena area ekstra di bagian leher dan kaki diimbangi oleh area tubuh yang lebih kecil.
Tim menggunakan beberapa perhitungan sederhana, dan perkiraan untuk mendapatkan jawaban. Rata-rata, luas permukaan jerapah hanya di bawah 7,4 meter persegi (luas permukaan berkisar antara dua sampai 12 meter persegi, tergantung tiap jerapah).
Ternyata, jerapah tidak memiliki rasio luas area-ke-massa yang memberi isyarat ke manfaat termoregulasi (kemampuan organisme untuk menjaga suhu tubuhnya dalam batas-batas tertentu, bahkan bila suhu di sekitarnya sangat berbeda). Namun, para peneliti masih berpikir bahwa mungkin leher dan kaki hewan itu membantu melalui penghilangan panas.
Perilaku lain jerapah, seperti memosisikan diri sehingga tubuh mereka menerima sinar matahari paling sedikit, seperti berteduh di siang hari, bisa membantu dalam penghilangan panas juga.
Menurut para peneliti, bentuk tubuh jerapah memberikan manfaat pengaturan panas, yang menjadi kelebihan untuk bertahan hidup di habitat gersang yang mereka tinggali.
Teori paling benar
Tinggi rata-rata jerapah mencapai 5,8 meter, membuatnya menjadi hewan tertinggi di darat, berkat leher mereka yang panjang. Tapi meski leher mereka bisa mencapai ukuran sampai 1,8 meter, seperti kebanyakan mamalia, mereka hanya memiliki tujuh tulang belakang leher.
Bukti fosil menunjukkan bahwa, pada suatu waktu, jerapah memiliki leher yang jauh lebih pendek. Tapi bagaimana dan mengapa mereka tumbuh lebih panjang selama jutaan tahun masih menjadi misteri.
Ada dua kubu teori. Yang pertama, leher panjang membantu jerapah agar lebih baik mencapai dedaunan yang tinggi daripada pesaingnya.
Gagasan ini telah ada sejak tahun 1809, ketika naturalis Prancis, Jean Baptiste Lamarck, menyimpulkan leher panjang jerapah berevolusi dari usaha terus-menerus untuk mencapai makanan mereka. Ide Lamarck menyimpulkan bahwa mereka meregangkan leher dan terus melakukannya dari generasi ke generasi.
Tapi tidak semua jerapah menyukai dedaunan yang tinggi untuk makan.
Sementara kubu lainnya percaya, bahwa leher itu pemilihan secara jenis kelamin. Jerapah jantan bersaing untuk mendapatkan betina dengan saling memukul dengan leher mereka.
Jerapah dengan leher yang lebih panjang cenderung menjadi pemenang dalam pertarungan ini, yang berarti mereka cenderung mewarisi gen leher panjang.
Dan kini muncul teori yang berhubungan dengan suhu. Gagasan bahwa leher jerapah membantu mengatur panas tubuh sebenarnya tidak terlalu baru. A. Brownlee mengemukakan gagasannya pada tahun 1963.
Peneliti Graham Mitchell dari University of Wyoming telah memikirkannya paling tidak sejak 2009. Baru sekarang dia dan sebuah tim melakukan pengujian untuk pertama kalinya, dengan melihat ukuran tubuh puluhan jerapah di Zimbabwe.
Ini baru satu kemungkinan dan memberi sudut pandang lain untuk dipelajari. Akan masih ada banyak penelitian ke depannya untuk membangun kasus. Jadi untuk saat ini, masih terus dipertimbangkan alasan mengapa leher jerapah begitu panjang.
Baca juga: Mengapa Kebanyakan Reptil Suka Hidup di Tempat Panas?