Kisah Sukses Youtuber Indonesia dengan Penghasilan Miliaran
https://www.naviri.org/2018/10/kisah-sukses-youtuber-indonesia.html
Naviri Magazine - Merintis pekerjaan atau usaha apa pun tampaknya tak bisa dilepaskan dari semangat, kegigihan, kesabaran, dan kemauan untuk terus mencoba. Begitu pula dengan menjadi Youtuber. Kebanyakan anak muda yang ingin menjadi Youtuber mungkin berpikir bahwa menjadi Youtuber cukup mengunggah video ke YouTube, dan uang akan mengalir sendiri.
Padahal, tentu saja, prosesnya tidak semudah itu. Dibutuhkan kesabaran dan waktu yang bisa jadi sangat lama, untuk bisa meraih penghasilan dan uang yang banyak dari menjadi Youtuber. Ini pula yang diakui Jovial da Lopez, salah satu Youtuber Indonesia.
Pria yang populer setelah meng-upload video-video parodi di YouTube lewat akun skinnyindonesian24 ini mulai dikenal para pengguna YouTube, melalui video segmen dan video komedi di saluran YouTube bersama adiknya, Andovi da Lopez.
Jovial menceritakan bagaimana sepak terjangnya di dunia Youtube. Pada awal 2011, Jovial dan adiknya membuat video sketsa komedian, dan kala itu belum terlalu terkenal.
"Awalnya, tahun 2011, karena hobi bikin video sangat sederhana, yakni sketsa komedian di Youtube. Dan itu belum ngetren dulu, waktu saya buat itu sama adik saya, dan hampir bingung dulu jarang orang tertarik, sekarang jadi booming," ujar Jovial.
Singkat cerita, channel Youtube Jovial pun dilihat oleh komedian dan aktor Raditya Dika.
Melihat adanya potensi, Jovial pun menjadi pemeran baru di serial televisi swasta bersama adiknya, Andovi, pada tahun 2013.
Jovial bersama Andovi juga pernah menjadi penulis skenario sekaligus cameo di film Jomblo Keep Smile, pada tahun 2014. Tak sekadar itu, pria berusia 28 tahun ini juga membuat video komedi singkat di Instagram.
Terkait konten, Jovial mengaku selalu konsisten dengan identitas dari awal, yakni komedi, dan tak ingin terpengaruh terhadap jenis konten lain seperti daily vlog atau sejenisnya.
"Jadi kita enggak pernah berubah konten seperti daily vlogging. Kita tetap konsisten dengan identitas kita dari awal. Banyak yang bilang akan ada kerugiaan, tapi kita enggak mau musiman, kita enggak begitu," kata dia.
Sedikitnya, setiap 2-3 kali sebulan, Jovial selalu meng-upload video di Youtube. Dan, sesuai komitmen, Jovial menjaga setiap yang di-upload agar tak memberi dampak buruk bagi penonton setianya.
Terima endorse dan monetisasi
Sejak sibuk menjadi Youtuber, tawaran demi tawaran untuk endorse pun tidak terelakkan. Sejak tahun 2013, Jovial bersama Andovi menerima endorse pertama dari brand telekomunikasi.
Jovial sempat kaget karena tak menyangka mendapat bayaran cukup tinggi, yakni puluhan juta pada tahun itu. Dia begitu semangat, dan terhitung hingga tahun 2018 telah menerima endorse sekitar 50-100 brand.
"Terima endorse juga bareng sama adik tahun 2013, akhir brand telekomunikasi. Ada orang bayar kita untuk bikin video, dan kita kaget (bayarannya) sekitar puluhan juta, tahun itu," kata dia.
Selain dari endorse, penghasilan Jovial juga dari monetisasi Youtube. Ya, setiap bulan dia selalu mendapatkan bayaran dari hasil videonya, sekitar belasan hingga puluhan juta.
Tak tanggung-tanggung, dalam setahun saja, miliaran rupiah bisa dia kantongi. Namun ini bukan hal yang mudah, karena harus dibarengi kerja keras.
"Kalau monetisasi, setiap bulan ditransfer dari Google. Pendapatan setahun single miliar ada kok," kata dia.
Sadar menjadi Youtuber seperti terkesan musiman, Jovial pun mencoba memutar uangnya dengan membangun sebuah Production House (PH) khusus video. Pria lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di Universitas Indonesia jurusan Fisika ini pun bekerja sama dengan Andovi agar berjalan sukses.
"Sejauh ini, kita juga sadar, Youtube ini lama atau enggak ya kira-kira. Kita sudah 7 tahun berkecimpung di Youtube, dan tahun ini bikin PH hampir dapat deal dari client, dan sambil berjalan dengan Youtube juga. Seru punya PH, kita bisa bikin film sendiri dan menjadi produser," ucap Jovial.
Baca juga: Path, Media Sosial Populer di Indonesia yang Kini Hilang