Rahasia Mencengangkan di Balik Kecerdasan Orang-orang Yahudi
https://www.naviri.org/2018/10/kecerdasan-yahudi.html
Naviri Magazine - Tak bisa diingkari, banyak orang Yahudi yang sangat cerdas. Banyak ilmuwan peraih Nobel yang berkebangsaan Israel atau Yahudi. Banyak ekonom yang Yahudi. Banyak pemikir yang Yahudi. Banyak usahawan yang Yahudi.
Pendeknya, ada banyak tokoh terkenal di dunia yang Yahudi. Karena latar belakang itu pula, Amerika pun segan pada bangsa Israel, karena menyadari orang-orang Yahudi rata-rata memiliki kecerdasan tinggi.
Pertanyaannya, bagaimana mereka bisa begitu cerdas? Apa rahasia di balik kecerdasan orang-orang Yahudi?
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship di beberapa rumah sakit di sana, ia melihat ada beberapa hal menarik, yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"
Ketika tahun kedua, akhir Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California. Lalu terlintas di benaknya, apa sebab Yahudi begitu pintar? Apakah itu suatu kebetulan? Atau hasil usaha mereka sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk gelar Phd-nya. Sekadar untuk diketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.
Mari kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, ketika seorang wanita mulai mengandung, ia bersama suaminya akan membeli buku matematika, dan menyelesaikan soal di dalamnya bersama-sama. Tanpa merasa jenuh, si calon ibu mengerjakan latihan matematika, sampai akhirnya melahirkan.
Stephen sungguh heran, karena ada teman wanitanya yang mengandung, dan sering membawa buku matematika, dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan, Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anakmu?"
Wanita itu menjawab, "Ya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus perkembangannya.
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung, si wanita suka sekali memakan kacang badam dan kurma bersama susu. Tengah hari, makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala, bersama salad yang dicampur dengan badam, dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak, dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak dalam kandungan. Ini adalah adat orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung agar mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang-orang Yahudi, Stephen menceritakan, "Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama, saya perhatikan mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet)."
Biasanya, kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tidak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang harus dikonsumsi, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka akan makan buah-buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi, Anda akan dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah-buahan, itu akan menyebabkan kita mengantuk. Akibatnya, lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Kemudian, di Israel, merokok adalah tabu. Apabila Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan, mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka, menyuruh Anda merokok di luar rumah.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan bahwa nikotin dapat merusak sel utama pada otak manusia, dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak (bodoh).
Stephen selanjutnya mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka juga sangat memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan awal adalah buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka memahami tiga bahasa; Hebrew, Arab, dan Inggris.
Seterusnya, di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, "Perbandingan dengan anak-anak di California, dalam tingkat IQ-nya, bisa saya katakan 6 tahun ke belakang!" Dengan kata lain, anak-anak Yahudi jauh lebih cerdas dibanding anak-anak California.
Segala pelajaran akan mudah ditangkap oleh anak Yahudi. Selain pelajaran terkait sains, olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak, dan berlari.
Menurut teman Stephen yang orang Yahudi, memanah dan menembak dapat melatih otak untuk fokus. Disamping itu, menembak adalah bagian dari persiapan untuk membela negara.
Selanjutnya, perhatian Stephen terarah ke sekolah tinggi (menengah). Di sini, murid-murid dididik dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadang-kadang kelihatan lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius. Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis, dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah fakultas ekonomi. Stephen terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius dalam belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek, dan mereka harus memperaktikkanya.
Mahasiswa di Israel hanya akan lulus jika ia dan timnya (10 pelajar setiap kumpulan) mendapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Mengejutkan? Itulah kenyataannya.
Coba kita bandingkan dengan negeri kita. Apa syarat kelulusan di Indonesia? Hanya dengan syarat mencapai nilai 60 saja, masih banyak yang gagal. Praktik Kerja Lapangan hanya sekadarnya, tidak benar-benar memikirkan proyek yang berguna bagi sesama. Setidaknya, ini yang harus kita cermati dan perbaiki.
Baca juga: Mengapa Yahudi Menguasai Dunia? Ini Jawabannya!