Cara yang Benar Mengelola Modal Usaha ketika Merintis Bisnis
https://www.naviri.org/2018/10/cara-yang-benar-mengelola-modal-usaha.html
Naviri Magazine - Anak-anak muda kekinian banyak yang berpikir untuk membuka bisnis sendiri, daripada menjadi pekerja atau karyawan di perusahaan orang lain. Tentu saja itu keinginan atau rencana yang bagus. Namun, membuka bisnis sendiri tentu lebih sulit dibanding menjadi karyawan di perusahaan yang sudah jadi.
Salah satu hal sulit ketika merintis bisnis sendiri adalah modal. Tidak semua orang, apalagi yang masih muda, memiliki modal yang cukup untuk membuka usaha. Dalam hal itu, sebagian dari mereka bisa jadi mengajukan pinjaman ke bank atau pihak lain, untuk mendapatkan sejumlah modal, untuk memulai usaha yang ingin dirintis.
Sayangnya, setelah mendapatkan pinjaman modal, tak sedikit dari kalangan pengusaha muda yang gagal dalam mengelola dana usahanya tersebut. Akhirnya, tak jarang kegagalan dalam berbisnis dialami oleh kalangan milenial.
Perencana keuangan dari Finansia Consultant, Eko Indarto, mengatakan setelah memperoleh modal usaha, kalangan muda harus membagi modal tersebut ke dalam dua pos besar, yaitu pos modal operasional dan pos modal investasi.
"Modal investasi itu untuk jangka panjang, pengembaliannya pasti panjang karena biaya yang dihabiskan disitu juga biasanya besar, seperti misalnya sewa toko atau sewa ruko. Lalu, modal operasional itu lebih ke bayar listrik, bayar gaji karyawan, dan sebagainya," katanya.
Sebab, kesalahan paling banyak kalangan milenial dalam mengelola modal usahanya, papar Eko, adalah terlalu banyak menaruh dana modal ke dalam pos investasi. Padahal, harusnya dana modal lebih banyak disuntik ke pos operasional, karena modal ini yang akan membuat bisnis berjalan.
"Nah, jadi jangan sampai mereka utamakan yang investasinya yang banyak, tapi operasionalnya, supaya bisnis bisa berjalan," tambahnya lagi.
Eko menjelaskan, modal investasi dan modal operasional yang harus dipersiapkan kalangan milenial, minimal selama 6 bulan berjalannya bisnis. Misalnya, biaya pembelian bahan baku dan operasional membutuhkan biaya sebesar Rp 10 juta per bulan, maka kalangan milenial minimal harus mempunyai tabungan modal operasional sebesar Rp 60 juta.
"Sehingga kalaupun mereka mengalami kerugian, tetap bisa jalan bisnisnya, karena modal operasionalnya sudah disiapkan sebelumnya," tutupnya.
Baca juga: Pelajaran Investasi untuk Pemula, Langkah Kecil Menjadi Kaya