Misteri di Balik Kehebatan Ilmu Astronomi Bangsa Maya
https://www.naviri.org/2018/10/astronomi-bangsa-maya.html
Naviri Magazine - Astronomi Bangsa Maya, dalam angka penanggalan mereka, menggunakan titik, garis, serta tanda berbentuk kerang, yang menggantikan nol untuk menyatakan angka.
Sementara itu, angka-angka Arab memiliki deretan angka dari 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 hingga 0. Gagasan terkait angka 0 ini dibawa oleh orang Arab dari India ke Eropa. Di zaman dulu, orang Eropa tidak mempunyai konsep angka sesimpel itu. Orang Yunani memang pintar dalam hal mencipta, namun mereka menulis angka memakai aksara. Sedangkan orang Roma bisa menggunakan angka, tetapi hanya bisa menggunakan pola diagram dari empat angka untuk mewakilinya.
Ketika arkeolog mempelajari sistem angka-angka bangsa Maya, mereka mendapatkan bahwa ekspresi angka serta biji sempoa mereka memiliki kehebatan serupa dalam penyampaian maksud. Mereka menggunakan tiga simbol, yakni titik, garis horizontal, serta simbol kerang, untuk mewakili nol, dan itu sudah cukup untuk menyatakan angka apa saja. Teori semacam ini dipergunakan dalam sistem biner kalkulator sekarang ini.
Cara menghitung angka semacam itu bisa dipergunakan pada angka ilmu falak. Dari ukiran tiang batu yang disebut batu prasasti yang ditemukan di Girikua, Guatemala, Amerika Selatan, tercatat angka yang sudah berusia 90 juta hingga 400 juta tahun lamanya.
Penanggalan Maya sangat rumit, ada yang berdasarkan penanggalan Tzolkin yang menggunakan 260 hari sebagai siklus, enam bulan sebagai siklus penanggalan candra, 29 serta 30 hari sebagai siklus penanggalan surya, dan lain sebagainya. Siklusnya berbeda, penanggalannya pun berbeda.
Kita dapat mengetahui hal itu melalui observasi astronomi mutakhir, bahwa setahun adalah 365 hari. Namun, orang Maya jauh-jauh hari sudah mengobservasi bahwa satu tahun memiliki 365,2420 hari. Tingkat akurasinya yang begitu tinggi, sungguh suatu hal yang sulit dibayangkan.
Satuan yang dipakai untuk menghitung hari bagi orang Maya sangat luar biasa. Nilai-nilai angka yang sudah diketahui oleh arkeolog adalah sebagai-berikut:
20 hari ialah satu Winar
18 Winar ialah satu Toon, sama dengan 360 hari
20 Toon ialah satu Katoon, sama dengan 7.200 hari
20 Katoon ialah satu Bagtoon, sama dengan 144.000 hari
20 Bagtoon ialah satu Biktoon, sama dengan 2.880.000 hari
20 Biktoon ialah satu Karaputoon, sama dengan 57.600.000 hari
20 Karaputoon ialah satu Kimkirtoon, sama dengan 1.152.000.000 hari
20 Kimkirtoon ialah satu Alatoon, sama dengan 23.040.000.000 hari
Mengapa harus mengembangkan bilangan begitu besar? Besarnya satuan bilangan itu bahkan belum digunakan orang modern. Berdasarkan persepsi ilmu pengetahuan saat ini, angka-angka tersebut diperkirakan hanya terpakai untuk satu kurikulum saja, yakni ilmu falak.
Sering kali, astronom menggunakan satuan bilangan yang sangat besar untuk menyatakan jarak antara planet, dan hanya angka dari ilmu falak itulah yang begitu besar.
Pemahaman benda angkasa bagi orang Maya jauh melebihi sistem galaksinya. Di luar dugaan, di sebuah penanggalan orang Maya yang disebut Tzolkin, ada catatan perubahan iklim pada galaksi (Galatic Seasons).
Taswin atau penanggalan orang Maya telah mencatat perubahan benda-benda angkasa dalam waktu yang panjang, yang disebut zaman matahari, sebuah penanggalan sistem galaksi. Penanggalan seperti ini tidak/belum dapat dihitung oleh ilmu pengetahuan zaman sekarang, apalagi observasinya.
Dari catatan zaman matahari, kita mendapati orang Maya percaya bahwa cara alam semesta berotasi berdasar sirkulasi besar. Setiap sirkulasi adalah satu zaman matahari. Sirkulasi semacam ini hampir mirip dengan Tian Kan (10 batang langit) dan Ti Ce (12 batang bumi) yang dipercaya orang Tiongkok.
Penanggalan itu merupakan sirkulasi yang tak putus-putus, dan tidak seperti garis lurus tarikh Masehi yang tak bertitik akhir. Rupa-rupanya, tarikh seperti ini menjadikan hukum rotasi ruang alam semesta yang lebih besar itu melebur menjadi satu, mirip almanak Batang langit dan cabang bumi Tiongkok yang dapat mencatat tahun, bulan, hari, bahkan waktu, yang disebut suratan delapan huruf dan tanggal lahir.
Bertitik tolak dari ilmu pengetahuan modern, yang dilakukan Bangsa Maya benar-benar melampaui peradaban, dan masih belum ada penjelasan pasti yang akan membuat orang yakin sepenuhnya. Itu berarti, ilmu pengetahuan kita sekarang jauh tertinggal dibanding peradaban-perdaban prasejarah, khususnya peradaban Bangsa Maya.