Hati-hati! Setiap Tahun, Ribuan Orang Tewas Diserang Reptil
https://www.naviri.org/2018/09/setiap-tahun-ribuan-orang-diserang-reptil.html
Naviri Magazine - Reptil berbahaya—termasuk ular berbisa—memang membunuh sejumlah manusia setiap tahun, meski tidak ada jumlah yang dapat dipercaya untuk menyatakan berapa banyak serangan yang fatal, yang mengakibatkan kematian.
Dengan adanya perawatan modern seperti sekarang, kita dapat mengasumsikan jauh lebih banyak orang yang selamat dari gigitan ular atau reptil berbahaya lain, dibanding pada masa dahulu.
Jika dirata-rata, buaya laut dan buaya Nil menyerang dan membunuh manusia sampai sekitar 3.000 orang setahun.
Meski begitu, manusia lebih berbahaya bagi reptil, dan bukan sebaliknya. Kepunahan banyak kura-kura, misalnya, disebabkan oleh manusia—bahkan sejak zaman dulu. Anggota besar dari keluarga kura-kura hidup di pulau yang kecil.
Ketika para pelaut mengunjungi pulau-pulau itu pada zaman dulu, mereka memburu dan membunuh kura-kura untuk mendapatkan daging segar. Banyak jenis kura-kura yang kemudian punah karena hal itu.
Selain itu, banyak reptil yang diburu untuk diambil kulitnya, sehingga mereka juga berada di ambang kepunahan. Kulit kadal dan kulit ular sangat berharga, begitu pula kulit yang ada di bagian bawah tubuh buaya.
Reptil-reptil itu diburu untuk kepentingan manusia, sementara reptil-reptil lain yang lebih kecil juga ikut terkena dampak buruk karena rusaknya habitat mereka.
Di atas semuanya itu, jauh lebih banyak reptil yang dimakan manusia dibanding manusia yang dimakan reptil. Tak terhitung banyaknya jumlah daging aligator, daging ular, daging kura-kura, dan lainnya, yang dimakan manusia.
Di beberapa bagian dunia, reptil bahkan dikembangbiakkan untuk diambil dagingnya. Daging reptil dianggap sangat baik, karena (dianggap) lezat dan hanya memiliki sedikit lemak.
Baca juga: Apa Penyebab Bunglon Mengubah Warna Kulitnya?