Saat Bumi Baru Tercipta, Kecoak Sudah Tinggal di Dalamnya
https://www.naviri.org/2018/09/saat-bumi-baru-tercipta-kecoak-sudah-ada.html
Naviri Magazine - Jarang disukai manusia, tapi ada di mana-mana, itulah kecoak. Hewan serangga yang termasuk dalam ordo Blattodea ini kerap terlihat di berbagai tempat, yang bersih maupun kotor, dan banyak manusia yang jijik atau bahkan membencinya.
Semua orang mengenal kecoak, namun mungkin tidak semua orang tahu bahwa kecoak adalah hewan yang usianya sebenarnya sangat tua, karena mereka telah ada ketika bumi baru saja tercipta.
Jutaan tahun lalu, sebelum pulau-pulau di Bumi terbentuk, kecoak sudah ada. Sebelum muncul negara dan kota-kota, kecoak sudah ada. Akhirnya, sebelum muncul manusia, kecoak juga sudah ada.
Fosil kecoak tertua yang pernah ditemukan berasal dari Periode Kapur, atau sekitar 140 juta tahun yang lalu. Namun tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh University of Sydney, Australia, dan Okinawa Institute of Science and Technology, Jepang, menyatakan kecoak kemungkinan sudah menjelajahi Bumi jauh sebelum itu.
Hasil penelitian mereka, yang diterbitkan jurnal Molecular Biology and Evolution, menyimpulkan bahwa kecoak kemungkinan besar sudah menghuni dunia sebelum Benua Pangea pecah dan membentuk susunan daratan seperti saat ini.
Pangea adalah superbenua yang terbentuk pada Zaman Permian, antara 299 juta hingga 273 juta tahun lalu, dan meliputi nyaris semua daratan di Bumi saat itu. Benua ini kemudian mulai terpecah sekitar 200 juta tahun lalu, pada Zaman Jurassic (201 juta-174 juta tahun lalu).
Kesimpulan tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Thomas Bourguignon tersebut, didapat setelah mereka melakukan penanggalan molekuler berdasarkan informasi genomik untuk mendapatkan gambaran terjelas hingga saat ini mengenai sejarah biogeografis kecoak.
Untuk itu, mereka meneliti genom mitokondria dari 119 spesies kecoak yang hidup saat ini.
Genom mitokondria—yang hanya diwariskan dari induk (betina)—digunakan untuk penelitian, karena gen ini tidak berubah dan bermutasi seperti DNA inti. Oleh karena itu, DNA mitokondria amat berguna bagi para ahli genetika untuk melacak silsilah keluarga melintasi waktu.
Dengan mencari penanda gen spesifik serta membandingkan dan mempertentangkannya dengan gen yang lain, nenek moyang yang sama bisa ditemukan.
Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa nenek moyang kecoak—yang mungkin bentuknya agak berbeda dengan kecoak yang kita lihat saat ini—telah hidup minimal 235 juta tahun lalu, bahkan mungkin 300 juta tahun lalu.
"Hasil (penelitian) kami mengindikasikan bahwa keluarga kecoak telah berevolusi lebih dari 180 juta tahun lalu," kata Bourguignon, dikutip Science Daily.
"Melalui rekonstruksi distribusi kecoak pada masa lalu, menggunakan distribusi genera yang masih ada dan digunakan pada studi ini, kami menemukan bukti bahwa pecahnya benua berdampak besar terhadap biogeografi kecoak."
Pangea mulai terpecah-pecah saat awal Jurassic Tengah, atau sekitar 175 juta tahun yang lalu. Ketika superbenua ini mulai retak dari Samudra Tethys di timur sampai Samudra Pasifik di barat.
Saat Pangea pecah, para peneliti berspekulasi kecoak kemudian menyebar, mengikuti pecahan tanah di mana mereka tinggal, layaknya menumpang rakit. Walau memiliki sayap, kecoak tidak bisa terbang dengan baik atau sangat jauh, sehingga terkurung pada pecahan di mana mereka berada, atau disebut "terikat secara terrestrial".
Tim peneliti menemukan bukti penyebaran lintas samudra di wilayah dekat Australia dan Indo-Malaysia dari kecoak-kecoak itu.
"Kami yakin hasil (penelitian) kami menunjukkan pentingnya peran vicariance (pergeseran benua) dalam menentukan distribusi global para kecoak," kata Bourguignon. "Dalam skala global, catatan fosil juga tampak mendukung hipotesis kami."
Catatan fosil menunjukkan, bahwa kebanyakan famili kecoak yang masih ada berevolusi selama perpisahan dan sebelum dimulainya pemisahan benua di Gondwana (pecahan Pangea yang terbentuk 200-135 juta tahun yang lalu).
Bourguignon mengatakan, kecoak kemudian berevolusi selama periode 180 juta tahun.
Sejak perpisahan Pangea, keturunan kecoak menjadi beraneka ragam, dan berkembang di benua masing-masing. Menghasilkan ribuan spesies yang dikenal sekarang ini, mulai dari kecoak terbang Israel hingga kecoak besar Madagaskar, dan masih banyak lagi.
Baca juga: 10 Hewan dengan Masa Hidup Paling Singkat di Dunia