Di Masa Depan, Pesawat Akan Berbentuk Piring Terbang
https://www.naviri.org/2018/09/pesawat-masa-depan.html
Naviri Magazine - Setiap kali mendengar istilah piring terbang, benak kita biasanya tertuju pada UFO atau makhluk-makhluk selain manusia, yang berasal dari luar bumi. UFO diyakini sebagai makhluk-makhluk cerdas, dan pesawat mereka—yang disebut piring terbang—adalah hasil rancangan yang cerdas.
Namun, ternyata, manusia pun sedang menuju ke arah sana. Di masa depan, pesawat manusia juga akan berbentuk piring terbang.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, masalah pemanasan global yang menyebabkan rusaknya lingkungan ekosistem telah menimbulkan kecemasan masyarakat Internasional.
Demi memperbaiki kesalahan yang menyebabkan pemanasan global akibat karbondioksida, maka dibangun lebih banyak perkebunan kincir angin dan pembuatan hutan kembali. Selain itu, maskapai penerbangan juga berusaha mencari cara lain, yakni merancang pesawat yang lebih ramah lingkungan.
Menurut Etnel Straatsma dari Delft University of Technology, pesawat masa depan mungkin akan tampak seperti piring terbang. Ia mengatakan, “Saya ingin mengubah kesan orang-orang bahwa sayap pesawat berbentuk bundar.”
Ia dan insinyur lainnya menggunakan bahan-bahan yang lebih ringan, dan diantaranya ada yang tengah mempertimbangkan merehabilitasi secara besar-besaran pesawat sipil dengan pesawat baling-baling yang tidak merusak lingkungan ekosistem.
Straatsma, yang memimpin CleanEra project yang didirikan baru-baru ini, menuturkan bahwa ia berharap dapat merancang pesawat sipil yang bisa mengurangi 50% pengeluaran karbondioksida per mil per orang. Gambar desain greenliner dalam proyek terkait tampak seperti piring terbang, yang nantinya dapat mengurangi bahaya dan polusi, sesuai dengan tuntutan komite penerbangan Eropa.
Mengubah bentuk
Alexander de Haan dari Delft University of Technology adalah pemeriksa sejumlah besar desain pesawat baru tersebut. Menurutnya, pesawat baru itu paling banyak dapat mengurangi 10%-15% pengeluaran karbondioksida. Ia menuturkan, “Pemikiran-pemikiran ini tidak dapat mengikuti 5% pertumbuhan maskapai penerbangan setiap tahunnya.”
Meski jumlah pembuangan karbondioksida maskapai penerbangan hanya sekitar 2% porsi dunia, namun yang dikhawatirkan adalah kecepatan pertumbuhannya. Menurut laporan tim ahli perubahan iklim, sampai pada 2050 mendatang dampak lalu lintas udara terhadap pemanasan secara keseluruhan akan meningkat atau melampaui 5%.
Meski berbagai data penilaian berbeda, dalam setiap terbang di atas pesawat, setiap orang per mil mengeluarkan kurang lebih 1 pon karbondioksida. Andreas Harderman, dari lembaga transportasi penerbangan Internasional, mengatakan, dengan terus dilakukannya perakitan pesawat yang diperbarui, dapat mengurangi 2%-2,5% jumlah pembuangan gas setiap penumpang per tahun.
Baling-baling purba
Yang dimaksud dengan perubahan total, mungkin akan memperkenalkan bahan-bahan yang baru dan mengubah penampilan pesawat, atau menggunakan kembali sistem pendorong model lama. Pemakaian bahan bakar baling-baling jauh lebih irit dibanding mesin penyembur, namun terbangnya akan menjadi lambat. Maka diciptakan baling-baling yang baru, berkecepatan mencapai 0.8 macht, atau sekitar 530 mil per jam.
Baru-baru ini, perusahaan Boeing memperkenalkan pesawat sipil Dreamliner 787 yang revolusioner, separuh dari pesawat tersebut berbobot plastik. Maskapai penerbangan murah easyJet, Inggris, memperlihatkan gambar rancangan pesawat angkut jarak pendeknya, yang dapat mengurangi 50% pembuangan karbondioksida.
Pesawat Ekip
Menurut laporan Wired News, Saratov Aviation Plant Rusia telah merampungkan suatu aircraft bernama EKIP, yang dirancang beberapa tahun silam. Ditilik dari bentuk luarnya, aircraft ini persis seperti pita, namun memilki sayap yang pendek, dan mirip kumbang besar. Jika dilihat dari samping mirip buncis, bahkan bentuknya persis seperti sebutir tablet obat.
Pesawat ini tidak memerlukan lapangan udara, dapat bersandar di atas tanah atau permukaan air, dapat turun naik di landaian yang terjal, dan tidak akan mempengaruhi ketenangan di kawasan sekitar.
Menurut informasi, biaya untuk memproduksi sebuah aircraft EKIP kurang lebih setara dengan membuat sebuah pesawat konvensional. Aircraft ini akan melakukan uji coba terbang di pangkalan udara Maryland, Amerika Serikat, dan akan mulai diproduksi.
Baca juga: 5 Pesawat Tempur Terbaik dan paling Modern di Dunia