Penyebab Dada Terasa Sakit dan Jantung Berdetak Cepat
https://www.naviri.org/2018/09/penyebab-dada-terasa-sakit.html
Naviri Magazine - Pernah merasakan dada yang tiba-tiba terasa sakit, dan seiring dengan itu jantung terasa berdetak lebih cepat? Sebagian orang pernah mengalami atau bahkan sering mengalami, baik ketika sedang bekerja atau pun ketika sedang beristirahat.
Bisa jadi, mereka menyimpulkan bahwa sakit pada dada tersebut merupakan tanda serangan jantung. Namun, sebenarnya, sakit pada dada serta jantung yang berdetak cepat tidak berarti tanda serangan jantung. Ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkannya.
Rasa sakit di dada atau nyeri dada memiliki banyak penyebab, yang semuanya memerlukan perhatian medis. Beberapa penyebabnya dapat terkait dengan jantung, sistem pencernaan, otot dan tulang, paru-paru, serta penyebab lainnya.
Penyebab nyeri dada yang terkait dengan jantung, misalnya: serangan jantung, angina, diseksi aorta, peradangan selaput pembungkus jantung (pericarditis).
Penyebab nyeri dada yang terkait dengan sistem pencernaan, misalnya: refluks, gangguan di organ esofagus (ruptur, tumor, penyempitan, spasme, varicose veins, dsb), dada terasa terbakar (heartburn), gangguan menelan (di organ esofagus), problematika di organ kantong empedu dan pankreas.
Penyebab nyeri dada yang terkait dengan otot dan tulang, misalnya: costochondritis, iga/tulang rusuk memar/patah, sindrom nyeri kronis (seperti: fibromyalgia). Penyebab nyeri dada yang terkait dengan paru-paru, misalnya: emboli paru-paru, pneumothorax, radang selaput paru-paru (pleurisy/pneumonia), pleuritis, ruptur bleb, paru-paru kolaps, hipertensi pulmoner.
Penyebab lain nyeri dada, misalnya: problematika psikologis (stres, cemas, serangan panik, tekanan mental), herpes zoster (shingles).
Bila merasakan nyeri dada yang berlangsung selama lebih dari lima menit, dan tidak mereda dengan istirahat atau obat, segeralah memeriksakan diri ke UGD/IGD rumah sakit terdekat.
Denyut jantung orang dewasa normal saat beristirahat adalah 60-100 kali per menit. Bila lebih, maka dinamakan takikardia (tachycardia). Beberapa tipe takikardia antara lain: atrial fibrillation, atrial flutter, supraventricular tachycardia, ventricular tachycardia, dan ventricular fibrillation.
Berbagai faktor penyebab takikardia antara lain: berolahraga, merokok, demam, anemia, tekanan darah tinggi, stres (yang mendadak), ketakutan, kerusakan jaringan jantung dari penyakit jantung, penyakit atau kelainan bawaan jantung, minum alkohol/minuman berkafein terlalu banyak, efek samping obat-obat tertentu, penyalahgunaan obat (misal: kokain), ketidakseimbangan elektrolit, gangguan tiroid (hyperthyroidism).
Beberapa obat/zat yang berpotensi menyebabkan takikardia atau memiliki efek samping takikardia antara lain: agalsidase, anagrelide, aspirin, benazepril hydrochloride, chlordiazepoxide, chlorpromazine hydrochloride, cladribine, clidinium bromide, clonazepam, clonidine, clorazepate dipotassium, cocaine hydrochloride, dothiepin, ephedrine, epinephrine, epoprostenol, glyceryl trinitrate, Lovastatin, moclobemide, nalmefene, niacin (extended release), nicardipine, oprelvekin, oxycodone, paliperidone palmitrate, phenoxybenzamine, pralatrexate solution, pralidoxime, simvastatin, voriconazole, dsb.
Dalam beberapa kasus, penyebab takikardia tidak dapat ditentukan/dipastikan.
Untuk mengatasi takikardia, dokter akan merekomendasikan vagal maneuver dan pemberian obat flecainide atau propafenone.
Adapun obat-obatan untuk mencegah takikardia antara lain:
1. golongan anti-arrhythmic,
2. golongan penghambat saluran kalsium (calcium channel blockers), misalnya: diltiazem, verapamil,
3. golongan beta blockers, seperti: metoprolol, esmolol.
Baca juga: Waspadai 6 Tanda yang Mengawali Datangnya Serangan Jantung