Kisah Pemberontakan dari Penjara Urso Branco, Brasil
https://www.naviri.org/2018/09/pemberontakan-penjara-urso.html
Naviri Magazine - Pemberontakan bisa terjadi di mana saja, termasuk dari dalam penjara. Karena suatu hal, para penghuni penjara yang jumlahnya sangat banyak bisa saja bersatu dan melakukan pemberontakan.
Pemberontakan narapidana yang terbilang masif pernah terjadi di Penjara Urso Branco, Brasil, pada Desember 2005. Kerusuhan ini adalah buntut dari serangkaian kericuhan sebelumnya di penjara itu.
Australia Broadcasting Channel melaporkan pemberontakan dimulai saat narapidana menerima kunjungan Natal. Saat itu keluarga tahanan yang berkunjung, jumlahnya sekitar 200 orang dan sebagian besarnya perempuan, disandera selama empat hari.
Para tahanan yang memberontak menuntut pengembalian pemimpin mereka, Ednildo Paula Souza, ke Urso Branco. Ednildo Paula Souza adalah pemimpin geng tahanan yang dua minggu sebelumnya kabur dari penjara. Ia berhasil ditangkap lagi, tetapi dipindahkan ke penjara lain. Mereka juga menuntut jaksa yang memerintahkan pemindahan Souza dipecat.
Para tahanan menggertak polisi dengan mengatakan mereka telah membunuh beberapa sandera. Namun, setelah dilakukan pencarian di sekitar penjara, polisi tak menemukan tubuh sandera itu. Setelah negosiasi alot, polisi akhirnya mau memenuhi tuntutan para tahanan, kecuali soal pemecatan jaksa.
“Setelah itu barulah mereka mau kembali ke selnya masing-masing dan melepas para sandera,” kata juru bicara kepolisian negara bagian, sebagaimana dikutip nbcnews.com.
Kerusuhan pada 2005 bukanlah yang pertama terjadi di sana. Urso Branco memang dikenal sebagai penjara paling keras di Brasil. Kelebihan tahanan semakin memperparah kondisi itu. Ada sekitar 950 tahanan di Urso Branco, padahal kapasitasnya hanya mampu menampung setengahnya.
Kondisi itulah yang memicu kerusuhan di penjara itu pada 2002, yang berlangsung selama lima hari dan menewaskan 26 tahanan. Pada April 2004, kerusuhan yang lebih berdarah juga meledak di penjara tersebut.