Misteri Tugu Besi Berusia Ribuan Tahun di India
https://www.naviri.org/2018/09/misteri-tugu-besi-berusia-ribuan-tahun.html
Naviri Magazine - Di Siamaihaluoli, New Delhi, India, ada sebuah pilar atau tugu peringatan yang berdiri kukuh, yang dikenal dengan nama Delhi Iron Pillar. Warga setempat menyebut tugu itu dengan nama Raja Ah-Yii. Tugu atau pilar yang terbuat dari besi itu memiliki tinggi 6,7 meter, dengan diameter sekitar 0,37 meter, dan beratnya kira-kira 6 ton. Tugu itu dibuat dari proses pengecoran besi panas, padat berisi, dan terdapat pola hiasan bercorak kuno.
Yang membuat orang-orang takjub adalah, pilar besi itu telah ada di sana sejak ribuan tahun yang lalu. Yang lebih menakjubkan, pilar besi yang telah berdiri tegak selama ribuan tahun itu tidak berkarat hingga sekarang, meski diterpa angin dan hujan!
Semua orang pasti tahu bahwa besi merupakan logam yang mudah berkarat. Besi pada umumnya, jangankan ribuan tahun, dalam puluhan tahun saja telah dipenuhi karat. Hingga saat ini, orang-orang juga belum menemukan cara yang efektif untuk mencegah timbulnya karat pada perkakas besi.
Kalau demikian, siapakah yang membuat pilar besi di India itu?
Kemurnian peleburan
Setelah dilakukan penelitian, pilar besi di India terbentuk melalui tingkat kemurnian peleburan besi yang mencapai 99,72%, dan hingga kini tidak ada orang yang mengetahui bagaimana orang-orang zaman dulu menguasai teknik peleburan ini. Teknik manusia zaman sekarang juga tidak memungkinkan bisa melebur hingga mencapai peleburan yang demikian murni.
Karena itu, pilar besi di India merupakan bekas peradaban prasejarah manusia yang ditinggalkan. Majunya tingkat peradaban manusia itu telah hilang, dan meninggalkan misteri hingga sekarang.
Mengenai peradaban prasejarah, sudah banyak ilmuwan yang mengakui realita keberadaannya secara terbuka. Arkeolog Michael Claimo dan Richard Thompson, dalam monograf mereka, menceritakan ribuan kejadian peninggalan peradaban prasejarah.
Pakar manusia prasejarah dari Inggris, bernama Genamd Hundcock, dalam sebuah bukunya juga telah mencatat begitu banyak peninggalan peradaban prasejarah yang penting.
Dan dalam kitab suci juga telah tercatat fakta kejadian peradaban manusia sebelumnya, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah banjir besar pada zaman Nabi Nuh.
Berkaitan dengan peradaban prasejarah, pendiri Falun Gong/Fulun Dafa, Li Hongzhi, menyebutkan dalam bukunya (Zhuan Falun), "Di luar negeri, banyak ilmuwan pemberani secara terbuka mengakui itu suatu kebudayaan prasejarah, peradaban sebelum peradaban manusia yang ada sekarang, bahkan tidak hanya satu kali.
“Berdasarkan pengamatan benda budaya yang tergali, ternyata itu bukan produk dari satu masa peradaban saja. Karena itu, dipercaya, dari sekian banyak peradaban manusia setelah mengalami kemusnahan, hanya menyisakan sedikit orang yang masih bertahan hidup dan menempuh kehidupan primitif, kemudian berangsur-angsur berkembang menjadi sejenis manusia baru lagi, demikianlah mereka mengalami perubahan melalui periode demi periode.
“Oleh ilmuwan fisika, dikatakan bahwa gerakan materi mengikuti hukum tertentu, perubahan segenap alam semesta kita juga mengikuti hukum tertentu."
Baca juga: Misteri Chronovisor, Mesin untuk Melihat Masa Lalu