Rahasia di Balik Misteri Lucifer dan Obelisk
https://www.naviri.org/2018/09/misteri-lucifer.html
Naviri Magazine - Salah satu tema penting yang berkaitan dengan kepercayaan Qabala ialah kekuasaan yang datang dari cahaya, api, dan matahari. Ketiga hal itu menjadi perlambang dari ajaran penyembahan kepada Iblis, yang dipercayai diciptakan dari api. Segala sesuatu yang berkaitan dengan cahaya, api atau matahari, merupakan perlambang dari Iblis.
Ajaran Qabala menjelaskan adanya hirarki kekuasaan yang mereka sebut “sefrotim”, yang dalam bahasa Ibrani berarti “penyinaran”. Ada sepuluh ’sefrotim’, yang dalam bahasa Ibrani disebut ’sitra ahra’, yang artinya “sisi lain”.
Penyinaran ’sefrotim’ direpresentasikan oleh sejumlah makhluk supranatural, yang dalam bahasa Ibrani disebut ’shedim’. ‘Shedim’ terdiri dari sejumlah roh. Roh tertinggi adalah Lucifer sebagai “pembawa cahaya”. Semua roh yang disebut ’shedim’ tercipta dari asal api. Oleh karena itu, api menjadi sesembahan terpcnting dalam ajaran Qabala.
Beberapa di antara ’shedim’ ada yang kawin dengan manusia, dan mereka disebut ‘mazzikim’, atau “shedim yang tidak berbahaya”, dan anak hasil perkawinan itu bila lahir disebut ‘banim shovavim’ yang artinya “anak haram-jadah”.
Menurut ajaran Qabala, manusia tidak butuh Allah, bahkan menurut mereka manusia bisa menjadi manusia suci yang setara dengan tuhan. Mereka menyebut paham yang deseptik ini dengan istilah ‘humanisme’, bahwa manusia berdaulat untuk mengatur hidupnya sendiri di dunia. Kaum Qabalis menyebarkan paham ini kepada kaum non-Qabalis untuk menghancurkan keimanan manusia kepada Allah.
Kaum Qabalis acapkali menggunakan simbol-simbol seks untuk merepresentasikan ‘humanisme’. Organ lelaki disimbolkan dengan ‘phallus’ (’lingga’). sebagai perlambang kekuasaan regeneratif, atau kekuasaan untuk berkembang biak.
Sedangkan organ wanita dilambangkan oleh pelataran yang disebut ‘yoni’ yang memperlambangkan kawasan kesuburan. ‘Yoni’ disebut juga dengan nama lain, “Ibu Bumi” (’Mother Earth‘).
Simbol-simbol kaum Qabalis bukan hanya terdapat di Mesir Kuno berupa obelisk, yaitu tugu batu tegak, tetapi oleh kaum Qabalis dibawa bersama mereka dan kemudian berkembang ke berbagai ibu kota dunia, seperti di Washington, DC. dan ibu kota-ibu kota Eropa.
Obelisk yang didirikan umumnya menghadap ke bangunan pusat kekuasaan, sebagai perlambang kekuasaan (kejantanan), dengan lambang ‘phallus’ (’lingga’) yang bertumpu di atas ‘yoni’, perlambang organ wanita.
Kaum Qabalis juga menggunakan imej segitiga dan bangunan piramida untuk merepresentasikan struktur hirarki mereka. Para elit Qabalis duduk pada puncak piramida, menguasai massa yang berkewajiban menopang piramida tersebut.