Kisah Lahirnya Kamera Modern Pertama di Dunia
https://www.naviri.org/2018/09/lahirnya-kamera-modern-pertama.html
Naviri Magazine - Kamera telah menjadi “barang biasa” di zaman ini, karena tersedia di mana-mana, dan digunakan banyak orang. Kamera bahkan telah menjadi bagian gaya hidup, karena kini ada media sosial yang memungkinkan pengguna untuk memamerkan karya-karya fotografi yang mereka buat dengan kamera. Tetapi, sekian abad lalu, pernahkah kita membayangkan bagaimana bentuk kamera?
Setiap mengambil foto, tentu akan terbantu apabila Anda punya gambaran tentang hal yang akan tertangkap oleh kamera. Sekarang kita merasa itu hal yang biasa saja. Namun fotografer zaman dulu harus menduga-duga, karena mereka tak bisa melihat langsung lewat lensa bagaimana rupa foto yang sedang mereka ambil.
Ada beberapa kamera di akhir abad ke-19 yang memecahkan persoalan ini dengan menggunakan cermin berayun, yang memantulkan gambar dari lensa ke juru foto yang mengintip dari atas kamera.
Namun, itu masih sangat permulaan. Cermin kerap harus dipasang terpisah menggunakan sehelai benang sebelum kamera dapat dipakai. Kameranya sendiri teramat besar, dan ketika ukuran kamera mulai menyusut serta lebih mudah dibawa, kebutuhan untuk 'lensa pengintip' justru menjadi lebih mendesak.
Sport dengan prisma
Baru pada tahun 1930-an, persoalan ini terpecahkan. Hampir 80 tahun lalu, sebuah kamera tak terkenal muncul di Uni Soviet yang menyertakan sebuah penemuan yang sederhana tapi teramat orisinal. Kamera kotak bertampang buruk bernama Sport itu muncul pertama kali tahun 1937, dibuat oleh GOMZ di kota Leningrad (sekarang St Petersburg).
Intisari penemuan pada Sport adalah sebuah kotak berbentuk prisma, yang diletakkan di dalam badan kamera. Kotak itu memuat cermin yang memantulkan gambar yang ditangkap oleh lensa dengan bentuk terbalik.
Inilah kamera pertama yang punya prisma seperti itu; sebuah kamera 'single lens reflex', atau dikenal dengan singkatan SLR, yang belakangan berkembang menjadi 'pentraprisma' yang bisa ditemukan pada kamera modern yang bisa memantulkan cahaya keluar lewat jendela bidik.
"Menurut pendapat saya, Sport merupakan capaian revolusioner di Uni Soviet dan dunia industri fotografi, serta dan menjadi batu loncatan kepada kamera 35mm SLR," kata Vladislav Kern yang mengelola situs sejarah fotografi USSRPhoto.com.
Namun, mengapa Sport tidak dipuji sekarang ini?
Sport menjadi catatan kaki dalam sejarah fotografi, kalah dari keberhasilan Kine Exakta, kamera yang sangat dihormati, sampai dipakai oleh James Stewart dalam film klasik Alfred Hitchcock, Rear Window.
Michael Pritchard, Direktur Jendral Royal Photographic Society mengatakan, "Secara teknis, Sport sangat berpengaruh, tapi tak pernah dijual banyak di luar Uni Soviet. The Kine Exakta lebih berpengaruh karena dipasarkan di luar Jerman, diekspor secara meluas, dan dipandang karena yang melakukan terobosan penting pada masanya.”
Exakta berkembang menjadi 'kamera sistem' yang datang dengan lensa berbeda-beda serta asesoris bermacam-macam. "Sedangkan Sport tidak begitu."
Vladislav Kern juga menyatakan bahwa Sport bukan kamera yang mudah digunakan. "Rada canggung mengintip lewat jendela pengintip, hampir seperti pengintip setinggi pinggang yang ada di kamera tua. Sudut penglihatannya sangat aneh," ujarnya.
Bagaimanapun, Sport mengalami beberapa kali modifikasi dengan produksi sebanyak 20.000 unit, sampai terhenti ketika Jerman menginvasi Leningrad tahun 1941.
Rancangan rintisan Sport menjadi terkenal sesudah runtuhnya Tembok Berlin, tetapi masih tetap dilihat sebagai model yang kalah dibandingkan kamera semasanya, meskipun prestasi kamera itu luar biasa.
"Anda bisa bilang Sport itu seperti Betamax dalam dunia video," kata Pritchard.
Sebagaimana banyak penemuan lain, Sport mungkin gagal menaklukkan saingan komersialnya, tetapi penciptanya bisa mengaku satu hal: mereka adalah yang pertama.
Baca juga: Fakta Tersembunyi di Balik Lahirnya Kamera Digital