Kisah Pria yang Baru Memiliki Penis pada Usia 45 Tahun
https://www.naviri.org/2018/09/kisah-pria-yang-baru-memiliki-penis.html
Naviri Magazine - Pria dan wanita bisa dibedakan dengan mudah melalui alat kelaminnya. Pria memiliki penis dan wanita memiliki vagina. Kenyataan itu mungkin membuat kebanyakan orang berasumsi bahwa setiap bayi pria pasti telah dilengkapi penis, sebagaimana setiap bayi wanita juga memiliki organ kelaminnya. Kenyatannya, ada bayi yang terlahir tanpa penis, meski ia dinyatakan berjenis kelamin laki-laki.
Pria bernama Andrew Wardle bisa menjadi contoh kasus yang unik dan langka ini. Terlahir tanpa alat kelamin akibat kelainan saat lahir, Andrew Wardle nyaris putus asa. Ia tumbuh besar dan dewasa tanpa alat kelamin. Ia pun hampir tidak bisa menyalurkan kebutuhan seksualnya.
Hingga akhirnya, di usianya yang menginjak 45 tahun, pertolongan pun muncul. Pria asal Inggris ini berhasil mendapatkan implan penis, dan melakukan operasi phalloplasty di London's University Hospital, pada Juni lalu.
Operasi selama 10 jam tersebut dilakukan dengan membuat organ baru dari kulit lengannya. Usai operasi, Andrew mengalami ereksi yang bertahan selama 10 hari lamanya. Setelah beberapa bulan berlalu, kini ia bisa melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, Fedra Fabian.
"Sangat fantastis. Saya sangat puas dengan hal ini. Dengan apa yang saya dan Fedra lewati selama ini, kami sangat senang sekali," katanya.
Andrew bercerita, ia menggunakan implan penisnya pertama kali untuk berhubungan dengan pasangannya selama 30 menit. Bahkan, kini ia berpikir untuk menjadi seorang ayah, dan berencana untuk memeriksa kesuburannya.
"Kami ingin memiliki anak. Dua anak, idealnya. Walaupun kami tidak buru-buru. Jika kami tidak bisa memiliki anak, mungkin kami akan mengadopsinya," lanjut Andrew lagi.
Untuk merayakan penis 'baru' Andrew, Fedra telah memesan perjalanan romatis ke Amsterdam. Mereka senang akhirnya Andrew bisa merasakan berhubungan seksual dan merasakan orgasme.
"Berhubungan seksual bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan kepuasan. Kami melakukan semua yang kami mampu, tetapi ada satu titik di mana kami harus berhenti," demikian kata Fedra.
Baca juga: Priapismus, Masalah Seks Akibat Ereksi Berkepanjangan